Tantangan dan Peluang Plastik Ramah Lingkungan (Bioplastik, Biodegradable Plastik dan Sustainable Additive) dalam Skema EPR (Extended Producer Responsibility) di Indonesia

Extended Producer Responsibility (EPR)

Extended Producer Responsibility (EPR) adalah pendekatan kebijakan lingkungan yang memperluas tanggung jawab produsen terhadap produk mereka hingga tahap pasca-konsumsi — yaitu ketika produk tersebut menjadi limbah. EPR menuntut produsen tidak hanya bertanggung jawab saat mendesain dan menjual produk, tetapi juga saat produk dikumpulkan, diolah, didaur ulang, atau dibuang.

EPR bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan, mendorong inovasi desain produk, serta mengalihkan beban pengelolaan sampah dari pemerintah kepada produsen melalui prinsip polluter pays.

Meskipun produsen adalah pemilik kewajiban utama dalam EPR, pelaksanaannya tidak dijalankan sendirian. EPR adalah bagian dari ekosistem multi-pihak yang melibatkan:

AktorPeran Utama
Produsen / Brand OwnerMembiayai dan menjamin pengelolaan limbah produk mereka
PRO (Producer Responsibility Organization)Lembaga kolektif yang mewakili produsen dalam menjalankan kewajiban EPR
PemerintahMenetapkan regulasi, target nasional, sistem pelaporan, dan penegakan hukum
Operator Sampah & Daur UlangMenjalankan pengumpulan, sortir, dan daur ulang
Sektor Informal (pemulung, bank sampah)Mitra penting di lapangan, khususnya di negara berkembang
Lembaga Audit / KonsultanMembantu pelaporan, pemantauan, dan verifikasi kinerja EPR
KonsumenBerperan melalui pemilahan sampah, pengembalian kemasan, atau pembelian produk yang bertanggung jawab

Konsep Dasar EPR

EPR didasarkan pada prinsip “polluter pays” dan ekonomi sirkular, di mana produsen:

  1. Bertanggung jawab mengurangi dampak lingkungan dari produk yang mereka hasilkan,
  2. Didorong untuk merancang produk yang lebih ramah lingkungan,
  3. Mendanai atau mengelola sistem pengumpulan dan daur ulang produk mereka sendiri.

Tanggung Jawab Produsen dalam EPR

AspekTanggung Jawab
Desain produkMembuat produk lebih mudah didaur ulang, dapat digunakan ulang, atau biodegradable
PengumpulanMenyediakan sistem pengumpulan limbah produk pasca-konsumsi (sendiri atau melalui pihak ketiga)
PengolahanMemastikan limbah plastik dari produk mereka didaur ulang atau dikelola secara aman
PelaporanMelaporkan volume produk yang diproduksi, didistribusikan, dan dikelola limbahnya
PembiayaanMembiayai program pengumpulan dan daur ulang limbah produk mereka

Struktur Ekosistem EPR

Berikut adalah aktor-aktor utama dalam ekosistem EPR dan perannya:

AktorPeran dalam EPR
Produsen / Importir / Brand OwnerPemilik kewajiban utama: mendanai dan memastikan produk mereka dikelola di akhir siklus hidup
PRO (Producer Responsibility Organization)Lembaga kolektif yang dibentuk/digunakan produsen untuk mengelola pengumpulan, daur ulang, pelaporan, dan edukasi
Pemerintah (nasional dan daerah)Membuat regulasi EPR, menetapkan target, memantau, menegakkan hukum, dan menetapkan kerangka kerja
Operator Pengelola Sampah / Daur UlangMenyediakan infrastruktur pengumpulan, sortir, dan daur ulang (bisa BUMD, swasta, koperasi, atau komunitas)
Sektor Informal (pemulung, bank sampah, LSM)Berperan penting di negara berkembang — pengumpul utama sampah pasca-konsumsi
Lembaga Pemantau / Auditor / KonsultanMembantu verifikasi, pelaporan, dan perhitun gan kewajiban
KonsumenDidorong untuk berpartisipasi melalui pemilahan, pengembalian, atau penggunaan kembali

Salah satu actor kunci dalam EPR ini adalah PRO (Producer Responsibility Organization). PRO (Producer Responsibility Organization) adalah lembaga yang dibentuk oleh produsen atau brand-owner untuk menjalankan kewajiban Extended Producer Responsibility (EPR) secara kolektif. PRO tidak membuat produk, tetapi mewakili para produsen dalam mengelola siklus akhir produk mereka, khususnya limbah kemasan, elektronik, baterai, dan lainnya. Lembaga PRO di Indonesia yang sudah ada adalah IPRO (Indonesia Packaging Recovery Organization). IPRO ini dilauncing oleh PRAISE (Packaging & Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment).

Anggota IPRO:

  1. Coca‑Cola Indonesia
  2. Danone Indonesia
  3. Indofood Sukses Makmur
  4. Nestlé Indonesia
  5. Tetra Pak Indonesia
  6. Unilever Sampoerna Indonesia
  7. SIG (pengemas industri / aseptik)
  8. SC Johnson Indonesia
  9. Suntory Garuda Beverage (SGB)

Peluang Bioplastik dan Biodegradable Plastik Masuk dalam Skema EPR untuk Flexible Packaging (Kemasan Flexible)

Flexible packaging adalah jenis kemasan yang bentuknya fleksibel, lentur, dan mudah berubah bentuk, biasanya terbuat dari film plastik tunggal atau multilayer, serta terkadang dikombinasikan dengan bahan lain seperti aluminium foil atau kertas. Kemasan flexible dipakai secara luas karena keunggulan fungsionalnya, namun juga menjadi salah satu sampah kemasan plastik yang sulit untuk didaur ulang.

Beberapa contoh kemasan flexible yang banyak mendapatkan sorotan adalah kemasan sachet. Kemasan sachet adalah kemasan flexible dengan ukuran kecil (biasanya <15gr), umum digunakan untuk kemasan:

  • Sabun cair, sampo dan detergen;
  • Kopi, gula, sambal, saos;
  • Obat dan kosmetik.

Kendala utama kemasan sachet antara lain:

MasalahPenjelasan
Sulit atau tidak dapat didaur ulangBanyak flexible packaging yang berupa multilayer. Kombinasi multilayer plastik–aluminium yang tidak bisa diproses oleh sistem daur ulang konvensional. Ringan dan tipis yang membuatnya sulit dipilah di fasilitas daur ulang. Nilai ekonominya rendah, sehingga tidak menarik bagi industri daur ulang.
Tidak terstandardVariasi bahan dan desain yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk membuat sistem daur ulang yang kompatible. Tidak semua flexible packaging dilengkapi dengan label material dan panduan pemilahan.
Sulit dikumpulkanUkurannya kecil, sering tercecer, tidak ekonomis untuk dikumpulkan
Volume sangat besarDisebut dalam laporan UNEP sebagai kontributor utama mikroplastik dan sampah laut di negara berkembang
Sumber utama polusi visual dan drainase tersumbatTerutama di kawasan urban dan pesisir

Flexible packaging efisien secara fungsional, namun problematik secara end-of-life. Biodegradable plastik/biodegradable additive/sustainable additive berpeluang mengisi celah ini. Sustainable additive/biodegradable additive/biodegradable plastik secara teknis bisa masuk ke dalam skema EPR yang sudah ada, seperti: waste to energi menjadi RDF (refused-derived fuel), mechanical recycle, atau pun landfill. Di sisi lain solusi ini juga menawarkan jalur alternatif untuk flexible packaging ini, yaitu kompos, biodegradasi di tanah dan/atau landfill terkontrol/sanitary.

Biodegradable plastik, biodegradable additive, dan sustainable additive memiliki peluang strategis untuk masuk ke dalam skema EPR di Indonesia, khususnya sebagai solusi bagi kemasan fleksibel (flexible packaging) yang sulit didaur ulang secara konvensional. Dengan catatan mampu menunjukkan bukti ilmiah mengenai biodegradasi yang aman dan terverifikasi dan tersertifikasi, serta memiliki jalur pengelolaan akhir yang sesuai seperti kompos industri atau landfill terkontrol/sanitary, maka produk-produk ini dapat diakui sebagai bagian dari solusi pengurangan sampah plastik. Dalam konteks EPR Indonesia, peluang ini semakin terbuka melalui mekanisme pilot project, pengumpulan terpilah, atau insentif biaya kontribusi (eco-modulation fee) yang mendorong adopsi bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan.

Konsep Sirkular Ekonomi dari Bioplastik (Biodegradable dan/atau Biobased Bioplastik) dan Sustainable Additive

Dalam kerangka ekonomi sirkular, selain daur ulang mekanik (mechanical recycling), terdapat juga siklus penting yang sering diabaikan, yaitu biological recycling atau organic recycling. Biological recycle merujuk pada proses pengembalian material ke alam melalui degradasi biologis seperti komposasi atau fermentasi, yang mengubah bahan organik menjadi humus atau energi hayati. Produk seperti biodegradable plastik dan sustainable additive dirancang untuk mengikuti jalur ini, di mana materialnya dapat terurai secara hayati melalui aktivitas mikroorganisme di lingkungan terkontrol (misalnya fasilitas kompos industri) atau alami, tanpa meninggalkan residu berbahaya. Konsep ini memperluas makna circular economy—tidak hanya mengandalkan daur ulang fisik, tetapi juga memungkinkan material tertentu untuk “kembali ke tanah” secara aman dan produktif, sejalan dengan prinsip ekologi alami.

Bioplastik memainkan peran penting dalam mendukung ekonomi sirkular karena dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meminimalkan dampak lingkungan dari limbah plastik. Saat ini, bioplastik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Biobased Bioplastic:

      Bioplastik ini berasal dari sumber daya terbarukan (biobased) seperti tanaman, alga, atau limbah organik. Contohnya adalah PLA (Polylactic Acid) yang dibuat dari pati jagung atau tebu. Meskipun biobased, tidak semua bioplastik ini bersifat biodegradable. Keunggulannya adalah mengurangi emisi karbon karena menggunakan sumber daya terbarukan.

      2. Biodegradable Plastic:

        Bioplastik ini dirancang untuk dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme menjadi air, karbon dioksida (CO₂), dan biomassa. Beberapa biodegradable plastic dibuat dengan menambahkan biodegradable additive ke dalam plastik konvensional, sehingga meningkatkan kemampuan terurainya. Namun, proses penguraiannya memerlukan kondisi tertentu, seperti suhu, kelembapan, dan keberadaan mikroorganisme.

        3. Compostable Plastic:

        Bioplastik ini tidak hanya biodegradable tetapi juga dapat terurai secara penuh dalam fasilitas pengomposan industri, menghasilkan kompos yang aman bagi lingkungan. Compostable plastic harus memenuhi standar tertentu, seperti EN 13432 atau ASTM D6400, untuk memastikan bahwa ia terurai tanpa meninggalkan residu beracun.

        Gambar 1. Konsep ekonomi sirkular dari bioplastik.

        Gambar 2. Siklus Bio Produk Biodegradable/Bioplastik (Sumber: ISO 59004:2024)

        Gambar 3. Alternatif konsep sirkular ekonomi biodegradable plastik dan sustainable additive

        Skenario End-of-Life Bioplastik

        Bioplastik, terutama yang bersifat biodegradable dan compostable, menawarkan beberapa alternatif skenario end-of-life yang mendukung ekonomi sirkular:

        1. Landfill (Tempat Pembuangan Akhir):

          Biodegradasi Aerobik: Dalam lingkungan dengan oksigen, bioplastik terurai menjadi CO₂, air, dan biomassa.

          Biodegradasi Anaerobik: Dalam lingkungan tanpa oksigen, bioplastik terurai menjadi metana (CH₄) dan CO₂. Gas metana dapat ditambang dan dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan baku untuk produksi polimer kembali.

          2. Pengomposan Industri:

            Bioplastik yang compostable dapat diolah di fasilitas pengomposan industri, menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai pupuk. Pupuk ini kemudian dimanfaatkan untuk menanam tanaman, yang biomassa-nya dapat diolah kembali menjadi bioplastik.

            3. Pengomposan Rumah Tangga:

            Beberapa bioplastik dirancang untuk dapat terurai dalam kondisi pengomposan rumah tangga, meskipun prosesnya lebih lambat dibandingkan pengomposan industri.

            4. Penguraian di Tanah:

            Bioplastik yang biodegradable dapat terurai di tanah, terutama jika didukung oleh kondisi lingkungan yang tepat. Produk penguraiannya, seperti kompos, dapat menyuburkan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.

            Siklus Ekonomi Sirkular dari Bioplastik

            Dalam ekonomi sirkular, bioplastik menciptakan siklus tertutup yang berkelanjutan:

            1. Produk Penguraian: Bioplastik yang terurai menghasilkan kompos (pupuk), gas metana, gas karbon dioksida.
            2. Pemanfaatan Kompos: Kompos digunakan sebagai pupuk untuk menanam tanaman penghasil biomassa.
            3. Produksi Biomassa: Biomassa dari tanaman diolah kembali menjadi bioplastik.
            4. Pemanfaatan Gas Metana: Gas metana dari penguraian anaerobik dapat digunakan sebagai sumber energi atau bahan baku untuk produksi polimer.
            5. Penyerapan CO₂: CO₂ yang dihasilkan selama penguraian diserap oleh tanaman melalui fotosintesis, menutup siklus karbon.

            Dengan skenario end-of-life yang beragam dan siklus yang tertutup, bioplastik tidak hanya mengurangi limbah plastik tetapi juga mendukung sistem produksi dan konsumsi yang lebih berkelanjutan. Ini menjadikan bioplastik sebagai komponen kunci dalam transisi menuju ekonomi sirkular.

            Gambar 4. Skenarin End of Life cari plastik dan bioplastic menjadi Landfill Gas (LFG) (Sumber: Chidambarampadmavathy et al., 2017)

            Kondisi Regulasi EPR di Indonesia Saat Ini

            Pemerintah Indonesia telah mengatur kewajiban pengelolaan sampah melalui Permen LHK No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Regulasi ini menjadi dasar implementasi Extended Producer Responsibility (EPR), di mana produsen diwajibkan menyusun rencana pengurangan sampah, termasuk pengelolaan kemasan pasca-konsumsi.

            Poin utama Permen 75/2019:

            1. Target pengurangan sampah produsen sebesar 30% pada 2029  belum tercapai.
            2. Kewajiban menyusun peta jalan, redesign kemasan, serta mendorong daur ulang.
            3. Kewajiban pelaporan periodik kepada KLHK.

            Kekurangan atau bagian yang belum diatur:

            1. Skema Insentif dan Disinsentif – Belum ada mekanisme eco-modulation fee untuk membedakan kontribusi antara kemasan ramah lingkungan dengan kemasan sulit didaur ulang.
            2. Pengakuan Bahan Alternatif – Belum ada regulasi jelas mengenai posisi bioplastik (biodegradable dan/atau biobased bioplastik) dan sustainable additive dalam sistem EPR.
            3. Standar dan Sertifikasi Nasional – Standar SNI yang mengatur biodegradabilitas, komposabilitas, maupun mekanisme verifikasi ilmiah, belum lengkap.
            4. Peran PRO (Producer Responsibility Organization) – Belum didefinisikan secara detail mekanisme operasional PRO seperti IPRO dalam mendukung kewajiban produsen.
            5. Sistem Pengumpulan dan End-of-Life – Belum jelas jalur pemrosesan khusus untuk kemasan fleksibel atau biodegradable (misalnya kompos industri, landfill terkontrol).
            6. Penegakan Hukum – Mekanisme sanksi bagi produsen yang tidak mematuhi regulasi masih lemah dan belum konsisten.

            Saat ini sedang dilakukan pembahasan untuk merevisi Permen No. 75 Tahun 2019.

            Tantangan Bioplastik Plastik Masuk dalam Skema EPR

            1. Kurangnya standar dan sertifikasi nasional

              Standard, sertifikasi dan laboratorium penguji di Indonesia masih terbatas untuk pengujian produk biodegradable plastik.

              2. Kurangnya pemahaman dari pihak regulator dan PRO

              Regulator maupun PRO belum sepenuhnya memahami peranan biodegradable plastik dan sustainable additive sebagai salah satu solusi dalam penanganan sampah plastik flexible packaging.

              3. Belum ada skema insentif atau modulasi biaya EPR

              Tidak ada kejelasan apakah kemasan biodegradable dapat dikenakan kontribusi EPR yang lebih rendah dibanding plastik konvensional.

              4. Bioplastik tidak bertentangan dengan streamline EPR yang sudah ada saat ini

              Bioplastik dan biodegradable bioplastic bisa mengikuti semua streamline EPR yang saat ini sudah ada, seperti: recycle mekanis (mechanical recycle), waste to energi (RDF), dan komposting, dan landfill (anaerobic).

              Strategi Ringkas Integrasi Biodegradable Plastic dan Additive dalam Skema EPR Indonesia

              1. Penguatan Bukti Ilmiah dan Sertifikasi
              2. Melakukan uji biodegradasi sesuai standar internasional (EN 13432, ASTM D6400, ISO 17088).
              3. Menyusun dokumen Life Cycle Assessment (LCA) sebagai bukti keberlanjutan lingkungan.
              4. Mendapatkan sertifikasi dari lembaga terakreditasi dan/atau mendorong penerbitan standar nasional (SNI) khusus untuk biodegradable plastic.
              5. Pengembangan Sistem End-of-Life
              6. Menjalin kemitraan dengan pemda, pelaku kompos industri, dan pengelola TPA terkontrol untuk uji coba pengumpulan dan pengolahan sampah biodegradable.
              7. Mendorong pembangunan jalur pemrosesan terpisah (kompos, landfill terkontrol) untuk flexible packaging berbasis biodegradable.
              8. Advokasi dan Edukasi kepada Regulator dan PRO
              9. Mengedukasi Kementerian LHK, IPRO, dan PRAISE tentang biodegradable bioplastic dan sustainable additive.
              10. Menyusun policy brief atau position paper untuk memasukkan kategori “alternatif ramah lingkungan” ke dalam modulasi biaya EPR.
              11. Pilot Project dan Kolaborasi Multi-Stakeholder
              12. Menginisiasi proyek percontohan (pilot project) di sektor retail, kuliner, atau pariwisata menggunakan kemasan fleksibel biodegradable.
              13. Kolaborasi dengan perusahaan anggota EPR (anggota IPRO/PRAISE) untuk pengujian dan evaluasi lapangan.
              14. Pelabelan dan Komunikasi Konsumen
              15. Merancang label yang transparan dan informatif sesuai regulasi, misalnya: “Biodegradable dalam kondisi xxx”, “Terurai dalam waktu xx hari”.
              16. Menghindari klaim misleading seperti “100% biodegradable” tanpa kejelasan konteks dan skenario lingkungan.

              Disiapkan oleh: Dr. Isroi – Asosiasi PASTI

              Cara Cepat Tidur Lelap 

              Terus terang awalnya aku skeptis kalau teknik ini akan berhasil. Maklum dua hari tidak bisa tidur. Aku sudah mencoba berbagai cara, namun tidak bisa tidur juga. Setelah aku coba teknik ini, aku bisa tidur lelap, dan ketika bangun tubuh jadi merasa lebih segar, pikiran fresh dan bisa lebih produktif.  

              Tidur ternyata penting untuk menjaga kebugaran fisik, kesehatan dan mental yang sehat. Namun, kadang-kadang kita susah tidur. Meski pun badan  sudah ‘ngegoler’ di kasur, pikiran tidak mau diam dan mata tidak mau terpejam, tidak bisa tidur. Akibatnya, besok pagi kepala pusing, tekanan darah naik, dan tidak bisa konsentrasi kerja. Aku pun pernah seperti itu.  Akhirnya aku menemukan cara yang sederhana, mudah dan cepat agar bisa tidur dengan nyenyak. Caranya sederhana, yaitu hanya dengan mengatur pernafasan saja. 

              Ada banyak sebab orang tidak bisa tidur dengan nyenyak. Istilahnya insomnia; bisa ringan bisa berat. Aku sering sudah tidur ketika stress banyak pekerjaan yang belum selesai atau sulit diselesaikan. Kepikiran terus sampai terbawa tidur. Aku sudah tidur juga ketika sedang emosi, misalnya habis dimarahin bos di kantor, jengkel dengan teman kerja atau berantem dengan pasangan kita. Kepikiran terus pokoknya. Atau stress karena akan menghadapi ujian skripsi atau disertasi. Tekanannya berat sampai susah tidur.  Kadang-kadang tidak bisa tidur karena terlalu capek, olah raga yang berat, habis dari perialajan jauh, atau mengerjakan kerjaan fisik yang berat. Macam-macam sebabnya.  

              Aku pernah tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari. Kepala pusiang dan terasa berat, tidak bisa konsentrasi dan menguap melulu. Pekerjaan jadi kacau. Payah lah pokoknya. 

                

              Akhirnya aku cari-cari di internet bagaimana cara bisa tidur dengan cepat dan nyenyak. Aku ketemu dengan video singkat yang mengajarkan cara mengatur pernafasan sebelum tidur. Sederhana saja, Cuma tarik nafas, tahan nafas dan menghembuskan nafas. Katanya teknik ini sudah dipakai oleh militer US. Tidak ada salahnya mencoba pikirku.  

              Tekniknya seperti ini: 

              • Tarik nafas 4 hitungan, hirup oksigen sebanyak-banyaknya. 
              • Tahan nafas selama 6 hitungan. 
              • Keluarkan nafas lewat hidung 8 hitungan.  

              Aku menghitung dalam hati sambil menggerakkan jari.  

              Akhirnya aku coba teknik ini. Aku sudah mandi, badan sudah bersih dan perut sudah diisi. Aku rebahkan badan di tempat tidur. Posisi terlentang  dan tangan di dada. Aku memejamkan mata. Mencoba mengosongkan pikiran. Aku membayangkan sedang jalan-jalan di hutan yang rindang. Angin berhembus sepoi-sepoi. Udara sejuk dan segar. Udara terasa dingin, segar tanpa polusi. Aku coba membayangkan sampai bener-bener seperti nyata. 

              Lalu aku mulai mencoba mengatur nafas. 

              Aku tarik nadas dari hidung dalam-dalam, sambil aku hitung 4 hitungan. Lalu aku tahan di perut, aku hitung 6 hitungan. Masih mudah. Lalu aku hembuskan lewat dihidung perlahan. Aku hitung 8 hitungan. Ini mulai agak berat. Mungkin aku terlalu cepat menghembuskan nafasnya. Nafas jadi agak tersengal-sengal. 

              Aku ulang lagi. Aku ulang sampai sekitar 10 kali. Aku masih belum tertidur.  

              Aku kemudian bernafas seperti biasa. Aku pindah ke posisi miring ke kanan. Bernafas biasa, tetapi temponya pelan.  

              Dan…  

              Ketika aku bangun, tahu-tahu sudah menjelang subuh. Aku benar-benar tidak  ingat apa-apa. Ternyata teknik ini tokcer. Aku bangun dengan segar bugar. Seperti biasa, aku terbangun karena pingin ke belakang. 

              Meskipun kelihatannya mudah, tetapi teknik ini perlu latihan juga. Percobaan pertama aku berhasil dengan baik. Percobaan berikutnya tidak sebaik ketika  yang pertama. Aku coba berfikir kenapa bisa begitu ya…??  

              Jadi kita perlu melatih mengatur nafas dan memfokuskan pikiran kita. Meskipun hanya tarik nafas, tahan dan hembuskan, kalau tidak dilatih juga tidak akan bisa baik hasilnya. Jadi aku mulai coba untuk mengatur nafas ini ketika sebelum tidur. Aku coba atur dan konsentrasi kecepatan menghitungnya. Aku belajar agar hitungannya kira-kira satu detik.  

              Latihan dan latihan…. lama-lama menjadi semakin terbiasa, lebih mudah dan cepat tertidur.  

              Ada beberapa tips dari aku untuk teman-teman yang mengalami susah tidur atau insomnia dan akan mencoba teknik ini.  

              1. Usahakan mandi dulu sebelum tidur. Mandi air dingin. Habis mandi badan akan terasa lebih beersih dan segar.  
              1. Pakai baju yang longgar dan nyaman. Jangan pakai baju atau celana yang ketat dan keras seperti jeans. Pakaian seperti ini membuat tidur tidak enak.  
              1. Usahakan perut sudah diisi. Kalau perut keroncongan agak sulit juga untuk tidur.  
              1. Berdoa sebelum tidur. Usahakan doa yang khusuk, jangan asal baca doa saja.  
              1. Pejamkan mata dan mulai konsentrasi ke hal-hal yang menyenangkan. Bayangkan suatu tempat yang sangat nyaman untuk istirahat. Kalau saya biasanya membayangkan tidur di alam bebas, atau di tepi pantai di bawah pohon yang rindang.  
              1. Mulai atur nafas: hirup 4 hitungan, tahan 6 hitungn dan hembuskan 8 hitungan. Hitung dengan teratur dan tetap, kira-kira 1 detik setiap hitungan.  
              1. Ulangi sampai kira-kira 10 kali.  
              1. Setelah itu santai dan bernafas seperti biasa.  

              Aku pernah coba teknik ini ketika sedang di pesawat dan dalam perjalanan, ketika sedang di mobil perjalanan Jakarta – Bandung. Atau, kalau sedang membawa mobil sendiri dan istirahat di rest area, aku coba teknik ini. Meskipun istirahat hanya sekitar setengah jam, sudah cukup untuk mengembalikan kesegaran dan kesadaran.  

              Panduan Singkat dan Mudah untuk Urban Farming

              Panduang singkat dan mudah untuk KWT (Kelopok Wanita Tani) di perumahan dan pemukiman atau urban farming. Pentunjuk dibuat singkat agar mudah diikuti dan dipraktekkan. Detail kegiatan bisa disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masing-masing.

              Panduan ini juga bisa didownloand di link berikut ini: https://drive.google.com/file/d/1IxwQ3UP1SHX2KQkja6Foi3om7CK1sg9t/view?usp=drive_link

              Materi Pelatihan Petani FFL

              Manajemen Keuangan Personal/Pribadiku – Bagian 3

              6. Bayar Tagihan-tagihan (Listrik, Air, Internet, dll),

              Listrik, air (PDAM), telp dan internet saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar/utama. Bisa dibayangkan kalau di rumah kita tidak ada aliran listrik; sebagian besar aktifitas harian kita bisa terganggu. Membayar tagihan rekening2 ini adalah prioritas. Menunggak pembayaran rekening bisa menyebabkan pemutusan aliran listrik, air dan internet bisa sangat merepotkan. Biaya untuk penyambungan kembali bisa besar.

              Air bersih juga menjadi kebutuhan primer. Mungkin di sebagian tempat bisa membuat sumur atau dekat dengan mata air/sungai. Kebutuhan air bisa dipenuhi dari sumber2 air itu. Namun, di kota2 besar air dari PDAM adalah sumber utama pasokan air ke rumah2 warga. Aliran air bersih yang terganggu apalagi diputus karena nunggak bayar bisa sangat merepotkan.

              Continue reading

              Manajemen Keuangan Personal/Pribadiku – Bagian 2

              Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3

              3. Bayar Cicilan dan Hutang

              Sebisa mungkin hindari berhutang, apalagj hutang konsumtif, baik hutang ke saudara, teman, bank apalagi pinjol (pinjaman online). Namun, hidup kadang2 memaksa kita untuk mencari pinjaman/berhutang. Kalau memang terpaksa harus berhutang, saran saya ya, sebaiknya kita meminjam ke lembaga keuangan (bank atau koperasi). Untuk yang muslim, carikah lembaga keuangan syariah. Hindari meminjam ke saudara, famili atau teman, karena bisa memutus tali silaturahim.

              Hutang/pinjaman ini harus dibayarkan. Jangan sampai tidak dibayarkan, karena hutang di dalam Islam itu diwarisman, bahkan jika tidak terlunaskan akan tetap dibawa sampai akhirat kelak.

              Jadi, andaikan kita punya hutang, pinjaman, atau cicilan, selalu jadikan prioritas pengeluaran setiap bulannya. Bagi saya lebih baik tidak makan tetapi bisa bayar hutang, daripada makan enak2 tetapi hutang menunpuk. Kalau kita punya uang cukup, segera lunasi hutang/cicilannya. Misalkan saja, kita punya angsuran Rp. 500rb/bln, andaikan kita punya Rp. 1,5jt, maka bayar 3 bulan sekalian. Semakin cepat hutang dan cicilan kita lunas akan semakin baik.

              Tidak punya hutang dan cicilan itu hidup merdeka.

              Continue reading

              Manajemen Keuangan Personal/Pribadiku – Bagian 1

              Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3

              Manajemen keuangan personal/pribadi adalah salah satu dari kecerdasan finansial. Kemampuan mengatur keuangan tidak hanya penting untuk perusahaan atau badan usaha, kemampuan ini juga sangat penting sampai di level personal, pribadi dan keluarga. Keuangan yang terkelola dengan baik akan membantu kita untuk bisa ‘merdeka finansial’, terhindar dari ‘kemiskinan’ dan ‘hutang’, sekaligus bisa mengantarkan kita dan keluarga kita menjadi orang ‘kaya’ dan berkecukupan.

              Saya belum menjadi orang ‘kaya’ yang uangnya bermilyar-milyar, bukan juga ‘sultan’ yang binggung mau buang uang ke mana. Saya orang biasa-biasa saja, kekayaan saya tidak banyak, tetapi cukup untuk hidup secara layak. Apa yang saya tulis di sini adalah hasil belajar dari orang lain, diskusi-diskusi dan ngobrol dengan orang yang sudah lebih sukses dan kaya, seminar/workshop, baca buku, dan pengaplikasiannya dalam kehidupan pribadi. Tulisan ini adalah sharing pengalaman pribadi. Uraiannya adalah modifikasi dan penerapan dari apa yang saya pelajari. Silahkan bagi pembaca dan pengujung blog ini untuk mengambil yang baik dan kalau ada kekurangan-kekurangannya bisa dibuang dan diperbaiki lagi.

              Menurut Pak William Tanuwijaya (dari salah satu buku kecilnya, pendiri Tokopedia), Bung Safir Senduk, dan Pak Tung Dasem Waringin, kecerdasan finansial diawali dari pemahaman dan pengetahuan kita terhadap PENDAPATAN dan PENGELUARAN. Manajemen keuangan personal/pribadi pada dasarnya adalah manajemen atau pengatur PENDAPATAN dan PENGELUARAN keuangan pribadi. Ada sebuah pepatah mengatakan “Besar Pasak daripada Tiang” artinya “Lebih besar pengeluaran daripada pendapatan”. Tiang adalah penyangga dalam sebuah bagunan rumah, sedangkan pasak adalah kayu yang menumpang di atas tiang tersebut. Jika pasak lebih besar daripada tiang, tiang bisa roboh karena tidak kuat menahan beban pasak. Manajemen keuangan pribadi mengatur bagaimana agar pasak (PENGELUARAN) tidak lebih besar daripada tiang (PENDAPATAN). Jika memungkinkan kita memperbesar tiang (PENDAPATAN), atau bisa juga memperbanyak tiang-nya dan memperkecil pasak (PENGELUARAN).

              Continue reading

              Cerita di Balik Foto: Hutan Pinus Gunung Bunder

              Sebuah foto menjadi menarik bukan hanya karena hasil dan estetikanya. Tetapi juga karena ada cerita di balik foto itu. Kali ini adalah foto hutan pinus Gunung Bunder, Bogor.

              Foto ini sudah cukup lama. Kira2 sekitar tahun 2015-an. Ketika itu Kami sekeluarga pingin main2 ke alam. Kami lebih suka main ke hutan atau gunung. Kali ini kami pergi ke Gunung Bunder yg ada di Kab. Bogor. Saya sudah beberapa kali ke tempat ini. Di Gunung Bunder ada beberapa objek wisatanya. Ada bumi perkemahan, beberapa curug dan bisa juga traking ke Kawah Ratu.

              Kami berangkat pagi dari rumah. Singkat cetita kami main ke curug dan pulang menjelang sore. Cuaca mendung dan gerimis. Pandangan sedikit berkabut.

              Ketika dalam perjalanan pulang kami melewati hutan2 pinus. Dari sisi atas saya melihat ke hutan2 pinus itu. Saya perharikan bayangan pohonnya terlihat mistis. Matahari sore yg kekuningan, kabut dan hujan.

              Saya menepi, lalu saya keluarkan kamera saya. Kamera jadul dan fokus manual. Saya setting sebentar dan keluar dari mobil. Anak2 dan istri saya melarang dan protes. Tapi saya tetap keluar untuk memotret.

              Kami tidak membawa payung. Agar tidak basah kena air hujan, saya pakai handuk. Saya masuk ke hutan pinus dan ambil beberapa foto.

              Foto ini adalah salah satu foto terbaik yang saya ambil hari itu.

              Pertama Kali Kena Asam Urat

              Kaki kiri bengkak, sakit, nyeri

              Tepat sehari sebelum tujuh belas agustua 2022, di umurku yang baru masuk umur 4x, pertama kalinya kaki kiriku bengkak, sakit, nyeri dan sulit bergerak, kena gejala2 asam urat.

              Hari ini aku kerja seperti biasa. Berangkat dari rumah normal2 saja. Pagi aku cuma sarapan segelas susu dan beberapa butir biskuit. Aku memang tidak biasa sarapan pagi. Jam 7.20 sudah sampai tempat kerja. Kerja seperti biasa. Hari ini ada beberapa meeting, 1 offline, dan 3 online di sore hari.

              Selesai meeting pertama, aku mengerjakan pekerjaan yang lain. Ketika aku sedang diskusi dengan teman kerjaku, kaki kiri, tepat di sendi jari tengah terasa nyeri. Aku pikir ini terkilir, soalnya dulu pernah terkilir di jari tengah itu. Sholat dhuhur masih normal.

              Continue reading

              Bonsai Mini

              Bonsai Mini

              Semua bonsai yang saya miliki ukurannya < 20 cm. Hanya satu dua yang ukurannya >15 cm, sebagian besar ukurannya < 10cm. Mungil2 dan imut2. Klasifikasinya bonsai mame atau shito.

              Kenapa…. ????

              Pertama, karena lahan yang terbatas. Teras rumah yang cuma seuprit udah penuh dengan tanaman lain, terutama anggrek hutan. Berjubel2. Klo anggrek masih bisa disesel-seselin. Klo bonsai nggak bisa.

              Bonsai aslinya adalah pohon besar yang membutuhkan sinar matahari penuh. Tumbuhnya akan kurang bagus klo ditanam berdesak-desakan. Beda dengan anggrek yang umumnya agak malu2 dengan sang mentari.

              Ukurannya yang kecil mungil jadi tidak banyak makan tempat. Tempat yang terbatas bisa diisi banyak pot bonsai.

              Kedua, kecil itu imut. Lebih kecil akan terlihat semakin imut, apalagi klo karakter ‘tua’-nya sudah muncul. Mengemaskan sekali.

              Ukuran yang kecil juga bisa diletakkan di meja kerja, meja tamu atau rak buku. Bisa jadi pemanis ruangan. Tapi bonsai kecil ini juga jangan terus2an diletakkan di dalam ruangan. Sesekali tetap harus dikeluarkan agar kena sinar matahari langsung.

              Tapi susahnya dalam perawatannya. Tanaman yang kecil perlu ekstra hati2 dan telaten untuk melilitkan kawat ke ranting2 yang masih seukuran biting. Salah2 bisa patah2 rantingnya.

              Ukuran pot yang kecil juga menyebabkan tanahnya menjadi lebih cepat kering kena sinar matahari. Di hari yang terik, daun2 bonsai akan lebih cepat menguapkan air, akibatnya tanah menjadi lebih cepat kering. Penyiraman di cuaca normal bisa sehari dua kali. Bonsai mini saya sudah banyak yang mati gara2 telat menyiram.

              Untuk bonsai yang masih dalam ‘training’, biasanya potnya saya double. Pot aslinya kecil, lalu ditanam lagi ke pot yang lebih besar. Tujuannya agar media tidak cepat kering dan memberi ruang agar akar bisa berkembang keluar.

              Lalu kenapa potnya mesti double…??? Ya … itu, agar bonsainya juga ‘ditraining’ di pot yang kecil. Agar tidak stress. Kalau dari pot besar langsung pindah ke pot kecil, akarnya kan lebih mudah stress. Bahkan bisa mati bonsainya.