Kami memiliki dua anak yang masih kecil-kecil, yang besar bernama Asad Muhyidin Ar Royan umur 6 tahun dan adiknya Muhammad Ibrahim umur 5 tahun. Saya dan istriku berusaha mengajarkan pengetahuan agama sejak mereka masih kecil. Kedua anak kami termasuk susah jika diminta mengaji di TPA mushola dekat rumah. Mereka hanya mau berangkat beberapa kali saja, setelah itu sering ngadat kalau disuruh berangkat mengaji. Mau tidak mau kami harus mengajari mereka sendiri tentang Islam. Salah satu cara yang sering kami pakai adalah bercerita sebelum tidur.
Choose Your Language
Cari di sini
Top Posts
-
Join 909 other subscribers
Follow me on Twitter
Tweets by IsroiPilih Kategori
- Biodecomposer Bioethanol Biofertilizer Biofuel Bogor Download Fotografi Hormon Tanaman Jalan-jalan Kompos Komputer Lignoselulosa Limbah Perkebunan Literatur MyFamily MyPoems MyResearch MyStories Organik Pestisida Nabati PROMI Pupuk Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Granul Sampah Tanaman Tutorial Uncategorized Unik Video
Ada satu lagi yang unik dari Royan, anak ini kidal. Tadinya aku kurang memperhatikannya. Dulu waktu masih bayi, Royan lebih suka menggunakan tangan kiri daripada tangan kanan. Kalau makan, sendok dipegang dengan tangan kiri. Kalau kami ajari untuk pindah ke tangan kanan, Royan marah dan lebih memilih menggunakan tangan kiri. Trus… kalau diajari menulis atau mencoret-coret dengan pensil/spidol. Royan juga lebih sering menggunakan tangan kiri daripada tangan kanan. Sama juga, kalau kami coba untuk memindahkan pensil ke tangan kanannya Royan juga marah dan tidak mau. Tadinya kami pikir karena Royan masih kecil dan dia belum tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri. Namun, lambat-laun aku mulai curiga. Kami melakukan test kecil ke Royan. Misalnya melihat bagaimana Royan menggunakan tangan kanan dan tangan kirinya. Sampai akhirnya, kami menduga kalau Royan itu kidal.
Asad Muhyidin Ar Royan atau sering dipanggil Ar Royan atau Mas Royan adalah anak pertamaku. Lahir pada hari Sabtu, 17 Ramadhan 1422 H atau 3 Desember 2001. Lahir di Pati, kota kelahiran Istriku, di Rumah Sakit Umum Pati ya…. kira-kira tengah malam. Waktu Royan lahir aku tidak menungguinya, karena aku masih di Bogor. Sebenarnya waktu itu pagi-pagi istriku sudah menelepon kalau perutnya sudah mulai terasa mual, sakit dan sepertinya Royan akan segera keluar. Tapi waktu itu belum ada tanda-tanda “pembukaan” jadi mungkin masih beberapa hari lagi pikirku. Ternyata sore hari sudah tidak kuat dan rasanya akan segera lahir. Waktu itu aku belum punya HP (hand phone) jadi tidak bisa langsung menghubungi aku, tetapi lewat Bu Harry, pemilik rumah yang kami kontrak.






