Tag Archives: Ternate

Suasana Pasar Batu Akik di Tobelo dan Ternate

Catatan di Maluku Utara: Jalan yang Mulus dan Angkot yang Sangar

honda jazz angkot halmahera

Honda Jazz jadi angkot di pulau Halmahera jurusan Sofifi-Tobelo. Keren dan full music mirip diskotik. (Foto koleksi Pribadi)

Lokasi penelitian yang akan saya kunjungi adalah Kab. Halmahera Utara.Jaraknya dari kota Sofifi kurang lebih 5 jam perlanan dengan menggunakan mobil. Hari kedua, saya bersama dengan Pak Andriko dan Pak Assegaf berangkat menuju Halmahera Utara.

“Siap-siap, Pak Isroi. Perjalanan kita cukup jauh”, kata Pak Andriko.

Untung mobil yang Kita pakai Toyota Hilux, bodynga garang dan tenaganya juga besar. Roda-roda yang besar cukup nyaman untuk perjalanan jauh.

Jalanan utama Halmahera Utara sangat mulus, halus, dan marka jalannya masih baru saja di cat. Kalau lihat di peta Indonesia, pulau Halmahera seperti berbentuk huruf K. Nah, saya menyusuri pingiran pulau ini di ujung bagian utara.

Jalanan berkelok-kelok. Sopir kami, Iwan, cukup tangkas mengendarai mobil gede ini. Sepertinya dia cocok jadi pembalap rally. Gayanya menyopir membuat saya pusing tujuh keliling. Satu jam pertama perut seperti dikocok-kocok, mual-mual, dan mulai berkeringat dingin.

Untungnya pemandangan di luar sungguh luar biasa. Pantainya terlihat cantik dari dalam mobil. Airnya jernih banget. Udara sangat cerah dan awan berarak-arak, membuat pemandangan semakin cantik saja. Beberapa kali saya berhenti mengambil foto, sekalian menstabilkan kondisi perut yang mulai mau keluar isinya.

Rumah-rumah penduduk juga masih jarang. Jarak antar desa cukup jauh. Diselingi dengan perkebunan kelapa dan pala. Kelapa, pala dan cengkeh merupakan penghasilan utama penduduk pulau Halmahera ini. Kebun pala biasanya bercampur dengan kebun kelapa. Sebagain terlihat juga pohon cengkeh. Pohon kakao/coklat juga ada, namun tidak cukup banyak.

Di tengah perjalanan kami berhenti di sebuah rumah makan. Namanya rumah makan Ladduni. Letaknya di pingir selat atau mungkin danau. Rumah makan ini cukup ramai. Banyak kendaraan yang berhenti untuk makan dan beristirahat sejenak. Menu makanan di warung makan ini umumnya adalah ikan laut bakar, udang dan cumi. Perut saya masih cukup kenyang, jadi saya hanya mengambil nasi sedikit dan lauk udang dan cumi. Rasanya cukup enak. Cuminya gurih dan udangnya sedikit pedas.
Continue reading

Pengalaman Pertama Pergi ke Kepulauan Maluku

speed boat ternate

Dari dalam speed boat. (Foot koleksi pribadi)

Belum semua wilayah Indonesia sempat saya kunjungi, terutama Indonesia bagian timur. Salah satunya adalah kepulauan Maluku. Alhamdulillah, kerjasama penelitian saya dengan Dr. Andriko Noto Susanto, Kepala BPTP Maluku Utara disetujui dan mendapatkan anggaran dana meski dipotong lebih dari separonya. Ini menjadi kesempatan bagi saya untuk mengunjungi kepulauan Maluku. Saya jadi teringat dengan pelajaran sejarah ketika sekolah SD dulu, bagaiman heroiknya Kesultanan Ternate dan Tidore berjuang melawan penjajah Portugis yang ingin menguasai wilayah Maluku dan menguasai perdagangan pala pada saat itu.

Saya berangkat Minggu tengah malam dari bandara Soekarno Hatta. Sambil menunggu di ruang tunggu bandara saya sempatkan menulis beberapa point apa-apa yang akan saya kerjakan di Maluku. Pukul setengah dua belas tengah malam, pesawat mulai boarding. Pesawat take off dengan lancar. Saya mencoba untuk tidur, karena besok mesti mulai kerja. Namun, meski mata sudah pejamkan, saya tidak bisa tidur. Hanya tidur-tidur ayam.

Kurang lebih dua jam, pesawat mendarat di bandara Makasar. Pesawat akan langsung ke bandara Baabullah di Ternate, penumpang dengan tujuan Ternate tetap diminta tinggal di pesawat. Setengah jam lebih penumpang lain memenuhi pesawat dan pesawat segera take off menuju Ternate. Jam tangan saya menunjuk pukul dua, tetapi pilot mengatakan pukul tiga. Saya tidak sadar jika sudah memasuki wilayah Indonesia Bagian Tengah (WITA).

Saya rasa dua jam lebih pesawat terbang menuju Ternate hingga pilot dan pramugari senior memberitahukan jika pesawat sudah bersiap-siap akan landing. Saya lihat dari balik kaca jendela pesawat, matahari sudah bersinar di ufuk, meski jam tangan saya masih menunjukkan pukul lima. Pramugari mengatakan jika pesawat mendarat di bandara Baabullah pukul 7. Waktu dua jam lebih cepat dari jam tangan saya.

Di bandara saya dijemput oleh Dr. Assagaf, salah seorang peneliti di BPTP Maluku Utara. Dengan menggunakan mobil avansa sewaan kami menuju pelabuhan. Kita masih menyeberang lagi ke Sofifi, kata Pak Assegaf. Dari pelabuhan kecil ini kami naik speed boat, kapal kecil dengan dua mesin baling-baling merek yamaha. Ada sekitar 8 penumpang di boat ini. Saya duduk di deretan belakang.

pelabuhan ternate

Suasana pelabuhan ternate. (Foto koleksi pribadi)


Continue reading

Kuliner Unik dari Maluku Utara

makan pisang pakai sambel

Menu pisang goreng yang dimakan bersama dengan nasi dan sayur. Makanan di sebuah rumah makan di Tobelo, Halmahera Utara. (Foto koleksi pribadi)

Makan pisang dengan kacang merah. Makan pisang goreng dicocol pakai sambel, ikan teri, dan kacang merah. Makan ubi, singkong, dan pisang rebus dengan sayur ikan, sayur terong, dan sambal. Minuman jahe dengan gula aren, kacang kenari, pisang, dan sambel. Paduan rasa yang unik dan aneh di lidah saya.

(Sayang sekali, saya tidak sempat memotret makanan-makanan unik ini, karena waktu makan kamera dan hp saya tertinggal di tas)

Setiap berkunjung ke daerah baru salah satu yang menarik adalah makannya. Saya tidak suka mencoba makanan di resto2 besar yang terkenal. Saya lebih suka makanan-makanan tradisional yang unik-unik dan khas daerah setempat. Karena itu, ketika sampai di Maluku Utara masalah makanan jadi pertatian saya.

Malam saya dijamu di rumah dinas Kepala BPTP, Pak Andriko. Kita duduk lesehan bertiga dengan Pak Assegaf. Oleh istri Pak Andriko kita dijamu pisang goreng dan kacang.

Bu Andriko bilang jika pisang ini khas Maluku. Bentuk pisangnya seperti pisang Mas. Kacangnya juga khas daerah sana, kacang tanah merah. Yang lebih unik cara makannya. Katanya pisang ini paling enak dimakan sama kacang merah.

Kacangnya memang bener gurih. Dipadu dengan rasa pisang yang lembut dan sedikit manis rasanya jadi lain. Enak sih, tapi aneh saja bagi saya.

Buah pisang ternyata memiliki posisi penting dalam kuliner di Maluku ini. Ketika kita makan di sebuah restoran, menunya berisi: ikan bakar, kangkung, sambal ikan bakar, dan pisang goreng.

Tadinya saya berfikir jika pisang ini sebagai cemilan atau makanan penutup. Pak Assegaf mengajari saya kalau pisang ini dimakan dengan nasi. Dengan nasi.. ???? Pikir saya dalam hati.

Pak Assegaf menunjukkan caranya. Jadi pisang ini jadi seperti lauk nasi kita. Saya mencoba mengikuti cara makan Pak Assegaf. Rasanya enak juga. Unik.

Malam hari sebelum pulang, Pan Assegaf mengajak saya makan lagi di sebuah restoran yang cukup ramai. Meski terkesan modern, restoran ini juga menyediakan masakan tradisional.  Cara makannya prasmanan sepuasnya dan hartanya murah. Mantap nih. Kata saya.
Continue reading