Catatan Mudik 1435H (2014) Bagian 1

Rute mudik dengan Google Maps

Rencana rute mudik dan rute mudik yang kami lalui di tahun 2014 ini.

Jum’at, Tgl 25 Juli

Hari terakhir masuk kerja. Cutiku habis, jadi aku tetap masuk sampai hari jumat, hari terakhir sebelum cuti bersama. Teman-temanku sudah banyak yang ambil cuti hari ini dan mudik sehari sebelumnya. Mereka menghindari macet di jalan, perkiraan pemerintah puncak kemacetan mudik adalah hari jumat ini.Aku tidak punya pilihan, macet tidak macet yang penting bisa sampai rumah dan ‘sungkem’ dengan Emak di kampung.

Awalnya kami agak ragu2 untuk mudik, karena baru awal puasa lalu kami ‘boyongan’ ke Bogor. Uang tabunganku sudah kesedot, cadangan dana kami menipis. Rizqi yang kuharapkan akan datang ternyata tidak kunjung ada. Tapi, sungkem ke orang tua di hari raya lebaran adalah tradisi sakral bagi kami. Apalagi momen2 bertemu dengan sanak famili yang hanya setahun sekali, tidak mungkin kami lewatkan. Apa pun tantangan dan kendalanya kami harus mudik.

17.30

Beberapa hari ini saya selalu pantau berita mudik di televisi, radio, dan Twitter. Jalur pantura macet parah karena amblesnya jembatan kali Comal. Bis dan kendaraan besar dialihkan ke jalur tengah dan selatan.  Saya pun membuat rute rencana mudik. Pilihannya adalah via jalur tengah. Meski jalannya relatif sempit, berkelok-kelok, tapi kemungkinan tidak semacet jalur pantura dan selatan. Tapi, rute mana yang akan kami lalui tetap menunggu berita di radio/internet.

Saya menunggu Nendyo, temanku yg baru saja jadi peneliti dan kerja di Parung Kuda. Selepas magrib dia datang.  Rencananya selepas isya kami baru berangkat. Semua koper sudah masuk ke mobil. Bekal sudah dibeli. HP sudah dicharge penuh. Power bank sudah penuh. Siap berangkat.

20:15

Pukul 20 lebih kami berangkat. Royan duduk di depan jadi navigatorku. Ummi dan Yusuf di tengah. Abim dan Nendyo di belakang.

Radio Elshinta kami pantau. GPS saya hidupkan dan Waze kami siapkan. Saya sudah membeli holder HP untuk menaruh HP saya agar lebih mudah melihat Waze.

Awalnya kami mau lewat puncak, namun kami batalkan dan memilih via tol cikampek setelah mendengar Elshinta memantau Cikampek ramai lancar. Saya cek di Waze juga masih lancar2 saja.

Masuk tol Jagorawi radio menyampaikan kalau tol cikampek mulai tersendat. Mungkin banyak berangkat juga selepas isya’, sama seperti kami. Saya pantau di Waze tol cikunir juga mulai tersendat. warnanya masih kuning. Tidak ada pilihan lain. Jalan tercepat ya lewat tol cikunir.

Benar. Masuk tol cikunir mobil2 terlihat mengular. Kecepatan cuma 30km/jam. Waze melaporkan ada kecelakaan ringan di depan. Ampun deh….pantesan tambah macet.

21:30

Kami masuk ke tol cikampek. Jalan masih pelan2. Padat merayap. Kami pantau terus radio Elshinta dan Twitter. Simpang Jomin macet total. Jalur alternatif via Kalimalang terus Kerawang dan masuk jalur Pantura. Tapi pantura mulai macet juga. Pilihannya via jalur tengah atau selatan via Bandung. Jalur itu dilaporkan lancar dan hanya tersendat di pintu tol cileunyi. Nagrek masih ramaj lancar.

22:30

Keluar dari tol cikampek dan masuk tol cileunyi. Lalu lintas ramai lancar. Sedikit terhambat di Sadang, tetapi setelah itu lancar jaya. Saya meluncur dengan kecepatan di atas 80 km/jam.

23:45

Sudah dekat Bandung dan menuju ujung Tol. Jalan mulai tersendat, cenderung macet.

24:15

Macet parah di pintu keluar tol. Mobil merayap lambat. semua jalur penuh.

Sabtu, tgl 26 Juli

01:30

Gerbang tol baru terlihat. Ampun…..

01:45

Bayar tol. Lepas dari pintu tol kemacetan tidak berkurang. Parah.

03:30

Jalan mutar dan baru masuk jalur ke arah Tasik. Karena sudah dekat waktu sahur, kami sepakat untuk mencari tempat makan sahur. Kami makan sahur di rumah makan Padang.

Selesai makan saya cek Waze dan radio.Nagrek mulai macet. Memang benar, kemacetan di depan.

Waze memberi allternatif rute jalan yang lebih lancar. Kami ikuti dan ternyata memang lancar dan kena macet lagi setelah dekat persimpangan Tasik Garut.

Tasik macet parah dan arus dialihkan ke Garut. Kami ikuti saja. Tidak ada alternatif yang lebih baik. Parahnya batterai HPku mulai menipis.

05:00

Kami berhenti sholat subuh di mushola kecil pinggir jalan. Jalan macet, madat merayap. Cuaca mulai tidak bersahabat. Gerimis.

07:00

Masuk Singaprana. Kemacetan semakin parah. Kaki mulai kram. Macet benar parah di pasar singaprana. HPku mati, tidak bisa cari jalur alternatif via Waze. Pasrah. Ngantuk mulai menyerang.

Di dekat persimpangan pasar kami ikuti petunjuk jalan. Ternyata jalan macet sangat parah.  Saya ikuti bis 3/4. Di pasar kami harus balik. Ampuh deh.

Kesel, mangkel, capek, jadi satu. Konsentrasiku juga mulai memudar. Kondisi diperparah dengan hujan. Di lampu merah saya belok kanan. Jalan pelan2,,kecepatan cuma 20km/jam. Tiba2 ada motor pos yang memotong jalan saya. Saya injak rem mendadak, tapi terlambat. Mobilku sempat mencium patat motor itu. Motornya oleng, tapi tidak apa2. Malah dia kabur ke kiri.

Tanpa saya sadari ternyata ada motor lain yang mencium mobil saya dari belakang. Ampun….komplit deh. Mau marah lagi puasa.
Perjalanan lanjut ke Ciamis. Padat merayap. Kami sempat berhenti beberapa kali untuk buang hajat kecil.

Capai dan lelah. Tapi saya ingin cepat sampai rumah. Perjalanan lanjut.

11:45

Kami berhenti sholat di masjid besar Ciamis. Masjid yang bagus. Di sini saya beristirahat sebentar sekedar untuk merenggakan urat kaki yang mulai kram.

13:00

Melanjutkan perjalanan ke Banjar. Jalan lumayan lancar. Keluar kota Bajar mulai macet lagi. Entah ada apa di depan. Satu jam lebih kami terjebak di kemacetan dan hanya berjalan semeter demi semeter.

Beberapa saat kemudian kami lihat banyak mobil plat B yang berjalan berlawan arah. Ternyata ada jalan yang longsor. Itu penyebab kemacetan ini.
Saya pun ikut berbalik dan ambil jalur alternatif via cilacap. Jalannya sempit dan berlubang-lubang. Konvoi mobil melaju dengan pelan.

17:30

Kami baru sampai kec. Sidareja Cilacap. Kami membatalkan puasa di mobil dan mencari masjid untuk sholat magrib. selepas magrib baru mencari tempat makan.

Kami berencana mau lewat jalan Deandles lama. Karena jalur utama selatan sudah dilaporkan macet. Jalan Deandles adalah jalan alternatif jalur selatan. Jalan ini lurus dan cukup halus, meskipun agak sempit.

21:15

Kami sampai di persimpangan Gombong dan pantai Ayah. Kami sempat binggung mau via Gombong atau Pantai Ayah. Saya belum pernah via jalur pantai ayah. Kemungkinan jalur selatan macet, jadi kami memilih via pantai ayah.

Tidak hanya kami sendiri yang memilih jalur ini. Paling tidak ada lima mobil lain yang konvoi di jalur sempit ini.

Jalan Deandles di tempat ini tidak rata, tapi berkelok-kelok tajam dan menanjak. Jalannya lewat hutan. Cukup menantang, apalagi malam, gerimis, dan kesadaran mulai berkurang.

22:45

Alhamdulillah, jalur maut sudah  terlewati dan kembali ke jalan yang lurus rata. Nendyo turun di Kutoarjo. Kami terus melanjutkan ke Purworejo-Magelang.

Sebenarnya saya sudah mulai capek dan mengantuk. Namun, jarak sampai rumah tinggal 60km-an lagi. Nanggung. Saya terus melaju sambil menahan capai dan ngantuk.

Minggu, tgl 27 Juli

01:30

Alhandulillah, Akhirnya sampai rumah juga. Mobil saya parkir dan saya meluruskan badan. Barang2 dibereskan oleh anak2.
Saya segera makan sahur. Puasa masih sehari lagi.

Selepas sholat subuh saya melanjutkan tidur.  Saya sudah minta tukang pijet langganan; Gatot, untuk melemaskan otot-otot badan.
Bismika Allahumma ahya wa amut.

Total kira 30 jam saya diperjalanan mudik. Rekor nyopir paling lama yang pernah saya alami. Rasa capek terbarkan begitu menyalami Emak. Seperti haus kepanasan di padang pasir dan minum es teh. Segarnya.

***
Ternyata nasipku tidak separah nasip beberapa teman-temanku. Kakak iparku menempuh perjalanan sampai dua hari dan sempat menginap di Pekalongan. Teman yang lain ada yang sampai 42 jam, 39 jam.

One response to “Catatan Mudik 1435H (2014) Bagian 1

  1. Pingback: Catatan Mudik 1435H (2014) Bagian 2 | Berbagi Tak Pernah Rugi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s