Category Archives: Kompos

Semua tentang kompos dan pengomposan

Memperkirakan Jumlah Limbah Pabrik Kelapa Sawit

Mencari data statistik resmi jumlah limbah pabrik kelapa sawit di Indonesia tidak akan ketemu. Data resmi yang ada biasanya adalah jumlah produksi CPO, luas panen dan luas perkebunan sawit. Data limbah sawit diperkirakan dari data-data statistik tersebut. Jadi data-data limbah pabrik kelapa sawit adalah data perkiraan yang dihitung berdasarkan neraca massa pabrik kelapa sawit (PKS). Neraca massa ini bisa diambil dari buku atau literatur ilmiah. Mungkin saja data-data ini tidak sama antar literatur. Beberapa literatur yang sering saya pakai untuk memperkirakan jumlah limbah PKS adalah Lacrosse (2004) atau Hayashi (2007). Dari data statistik perkebunan kelapa sawit yang sudah saya posting sebelumnya bisa dihitung jumlah limbah PKS. Limbah ata produk samping yang dihasilkan dari pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) sawit di PKS antara lain adalah: TKKS (tandan kosong kelapa sawit), serat/fiber, cangkan/kernel, limbah cair/POME.

neraca pabrik kelapa sawit

Neraca massa pengolahan TBS menjadi CPO di pabrik kelapa sawit (Lacrosse, 2004).

neraca pabrik kelapa sawit

Neraca pengolahan TBS menjadi CPO di pabrik kelapa sawit (Hayashi, 2007)

Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2013-2015

Alat sederhana untuk mendaur ulang sampah botol plastik

Video YouTube ini menunjukkan bagaimana membuat sebuah alat yang sangat sederhana untuk mendaur ulang sampah botol plastik. Alat ini bisa dibuat sendiri dengan menggunakan pisau dari serutan pensil, skrup, dan ring. Mudah, simple dan sangat bermanfaat.

Mata pisau yang digunakan bisa menggunakan pisau serutan pensil atau pisau isi cutter. Bisa juga menggunakan pisau dapur yang tajam. Bisa menggunakan barang-barang bekas. Yang paling penting adalah pisaunya harus tajam sekali. Gunakan ring yang seragam. Tinggi ring ini menentukan lebar tapi plastik yang akan dibuat. Semakin tinggi tumpukan ring akan semakin lebar tali plastiknya.

Tali plastik bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam hal. Manfaat pertama tentunya sebagai tali pengikat. Tali ini bisa juga dikencangkan dengan menggunakan pemanas/pengering angin seperti hair dryer. Bisa juga dijadikan kerajinan tangan yang menarik. Silahkan berkreasi sendiri.

Silahkan dicoba.

Temuan Orang India; Sendok yang Bisa Dimakan

Ketika sedang asik-asiknya ‘surfing’ saya menemukan link yang menarik, yaitu: sendok yang bisa dimakan. Hasil temuan orang India. Sendok ini untuk mengantikan sendok plastik yang banyak dipakai di masyarakat. Sendok plastik sangat populer, khususnya untuk makanan kotak, makanan instant, atau di fast food yang di bawa pulang. Masalahnya adalah sendok plastik ini sekali pakai dan langsung dibuang menjadi sampah. Sampah plastik tidak bisa terurai dan mencemari lingkungan.

Orang India, Pak Narayana, memiliki ide dan menemukan sendok yang bisa dimakan, compostable dan biodegradable. Artinya lebih ramah lingkungan daripada sendok plastik. Bahkan di iklan-iklannya, makan dengan sendok ini, selesai dimakan sendoknya. Menarik.

sendok yang bisa dimakan

Harga sendok plastik sagatlah murah. Tantangannya adalah bagaimana membuat sendok ini bisa semurah atau minimal bisa bersaing harga dengan sendok plastik.

Terus terang saya sangat tertarik dengan ide ini. Pak Narayana mungkin sudah mematenkannya di India, tapi idenya boleh saja saya tiru. Pakai rumus ATM. Beberapa sample bioplastik yang saya buat ada yang keras dan rasanya bisa dibuat seperti ini. Seandainya tidak bisa dimakan, minimal biodegradable dan ramah lingkungan.

sendok yang bisa dimakan

Insha Allah.

Pemilahan Sampah di Rumah

Pemilahan sampah diyakini sebagai solusi yang efektif untuk menangani masalah sampah di rumah tangga. Pemilahan ini dilakukan langsung di rumah di mana sampah tersebut timbul. Pemilahan sampah sebenarnya kegiatan yang sederhana, namun sering kali tidak mudah dilaksanakan. Untuk memudahkan pemilahan ini pengelompokkan pemilahan sampah tidak perlu banyak-banyak, cukup dikelompokkan menjadi tiga kelompok saja.

Kelompok pertama: sampah organik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari mahluk hidup dan bisa dikomposkan. Tujuannya memang sampah ini akan dikomposkan dengan menggunakan komposter sampah organik sederhana buatan Pak RT Elan. Meski kelompok ini adalah kelompok sampah organik, tidak semua sampah organik dimasukkan ke dalam tempat sampah ini. Ada beberapa jenis sampah organik yang tidak dimasukkan ke sini. Alasannya adalah: 1) sampah organik ini sulit dikomposkan atau memerlukan waktu yang sangat lama untuk menjadi kompos, 2) jumlanya relatif sedikit. Jadi kalau pun dibuang tidak akan banyak. Sampah organik yang tidak ikut dikomposkan adalah semua sampah organik yang berasal dari kayu atau bambu. Misalnya: tusuk sate, tusuk gigi, sumpit, sendok es cream dan yang sejenisnya. Sampah organik yang keras dan besar juga sebaiknya tidak ikut dikomposkan, misalnya: kulit durian. Meski bisa jadi kompos, tapi kulit durian perlu waktu yang relatif lama untuk menjadi kompos. Contoh lain: batok kelapa. Beberapa sampah organik yang juga tidak ikut dikomposkan adalah: tulang belulang (ayam, sapi, kambing), tanduk dan rambut. Untuk keluarga kecil yang terdiri dari 3-5 orang, volume sampah organinya per hari rasanya tidak lebih dari 2-3 liter. Satu komposter ukuran sedang cukup untuk menampung sampah organik ini.


Continue reading

Pot Tanaman dari Sampah Botol Plastik

Saya mendapatkan foto-foto dari sebuah group FB pemanfaatan sampah botol plastik bekas sebagai pot tanaman. Menurut saya ide pemanfaatan sampah botol plastik ini sangat kreatif dan unik. Bentuk dan cara pemanfaatan sampah botol plastik ini unik. Berbagai macam bentuk dan model pot tanaman bisa dibuat dari sampah botol plastik.

Semoga bisa memberikan ide dan inspirasi untuk teman2 yang sedang memberdayakan masyarakat untuk gemar menanam. Bisa juga diajarkan pada anak-anak sekolah mulai dari TK, SD sampai SMA untuk membuat pot-pot yang bagus dari sampah botol plastik. Semoga anak-anak sekolah mulai sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan bisa memanfaatkan sampah botol plastik, khususnya untuk dijadikan sebagai pot tanaman.
———————————————-

pot dari botol plastik bekas

Memanfaatkan sampah botol plastik bekas untuk pot tanaman

pot dari botol plastik bekas

Memanfaatkan sampah botol plastik bekas untuk pot tanaman

pot dari botol plastik bekas

Memanfaatkan sampah botol plastik bekas untuk pot tanaman


Continue reading

Quote

Penelitian dengan Perabot Rumah Tangga

Yang pernah berkunjung ke lab saya pasti tahu kalau peralatan di lab saya sudah layak untuk dimusiumkan. Sebagian besar sudah udzur dan tidak berfungsi lagi. Padahal penelitian tetap harus jalan terus. Penelitian tahun ini besar tanggung jawabnya dan kalau gagal nasip saya bisa sama seperti Pak Dasep. Agar penelitian tetap bisa berjalan saya terpaksa menggunakan perabotan rumah tangga, sebagian pinjam ke perabotan istri di rumah. Mau bagaimana lagi.

image

Peralatan laboratorium umumnya mahal-mahal dan kapasitasnya kecil. Memang sih presisi dan kualitasnya bagus. Anggaran penelitian tidak boleh untuk membeli alat. Teman-teman di lab, khususnya lab saya, jadi frustasi. Mau nimbang saja mesti numpang di lab tetangga. Autoclave rusak, numpang lagi ke lab lain. Sedih.

Continue reading

Selulosa dari Tankos Sawit

selulosa tankos sawit

selulosa tankos sawit

Selulosa adalah tahapan antara untuk produksi berbagai macam turunan tankos. Selulosa ini berhasil diisolasi dari tankos sawit. Selulosa 100% dari tankos sawit. Dari selulosa ini bisa dibuat berbagai macam turunan, misalnya saja kalau mau dihidrolisis untuk menghasilkan gula/glukosa. Dari glukosa bisa dibuat berbagai macam produk lagi; bisa jadi etanol, asam organik dan lainnya. Dari asam organik seperti asam laktat bisa dipolimerisasi menjadi poly lactic acid, salah satu bahan bioplastik. Jalur tahapan yang saya tempuh adalah: tankos –> selulosa –> bioplastik. Semoga lancar dan bisa ekonomis.

tankos sawit cacah

Tankos sawit yang sudah dicacah dan dikeringkan.

down_arrow

pulp tankos sawit

Pulp tankos sawit

down_arrow

selulosa tankos sawit

selulosa tankos sawit

down_arrow

down_arrow

Bioplastik dari tankos sawit

Prottotipe bioplastik dari tankos sawit

Hutan Indonesia Lestari Jika Sebagian Pulp Dipenuhi dari Tankos Sawit

pulp tankos sawit

Pulp yang dibuat dari 100% tandan kosong kelapa sawit.


Melanjutkan lagi postingan tentang pulp sebelumnya. Saya benar-benar ‘excited’ ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ‘ainul yaqin’, pulp dan kertas yang dibuat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Potensi tankos sawit/TKKS sebagai pulp sudah mulai dilirik sejak bertahun-tahun yang lalu. Bos saya di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (sekarang PPBBI) sudah membuat pulp dan kertas dari tankos sawit sejak 15 tahun yang lalu. Kertasnya sudah dibuat menjadi kertas untuk surat-surat dari kantor. PPKS Medan juga sudah mengembangkanya. Balai Besar Selulosa Bandung juga menelitinya cukup lama. Namun, sebagian besar hanya berhenti di penelitian saja. Saya juga mendengar kalau beberapa perusahaan kertas besar pernah melakukan ujicoba pembuatan pulp dari tankos sawit. Namun, hasilnya belum cukup bagus dan memenuhi standard pabrik besar. Kalau di literatur, negera sebelah, juga sudah berhasil membuat pulp dari tankos. Temen saya yang pernah berkunjung ke negara tetangga untuk melihat industri pulp dari tankos, kertas tankos yang diklaim berhasil oleh negara tetangga adalah kertas untuk kerajinan tangan, bukan pulp untuk industri.

Banyak kendala pembuatan pulp dan kertas dari tankos sawit. Sudah saya sebutkan di postingan sebelumnya. Sebagian kendala ini dihadapi di tingkat laboratorium, sebagian lagi baru terasa ketika diaplikasikan skala besar di pabrik. Ketika saya mendengar cerita dari Pak Gunawan via telepon, terus terang saya sedikit tidak percaya. Karena itu saya ‘memaksa’ Pak Gunawan untuk bisa melihatnya sendiri secara langsung. Singkat cerita, akhirnya dua hari lalu saya diajak berkunjung ke pabriknya. Hanya boleh saya sendiri.
Continue reading

Komposter Sampah Organik Sederhana yang Tidak Pernah Penuh

Bp. Elan Jaelani, Ketua Rt. 2, Rw. 12, Kampung Nagrog, Desa Pamoyonan, Kec. Bogor Selatan – Kota Bogor, menjelaskan tentang komposter sederhana untuk pengomposan sampah organik rumah tangga. Keistimewaan komposter ini dibandingkan komposter yang sudah saya posting sebelumnya adalah komposter ini tidak pernah penuh meski diisi terus menerus. Kompos yang sudah jadi tertampung di bagian bawah. Kompos sampah organik ini dipanen/diambil terus, sehingga komposter ini tidak akan penuh.

Komposter ini dibuat dari tong plastik berukuran 50 L. Bisa saja dibuat dari tong yang lebih besar jika digunakan untuk volume sampah organik yang lebih besar. Bagian bawah, di sisi sampingnya, tong ini diberi lubang untuk pintu memanen kompos yang sudah jadi. Sedikit di atas lubang panen ini dipasang pejangga dari pralon yang disusun sedemikian rupa untuk menahan kompos/sampah organik. Bagian tutupnya diberi lubang seukuran pralon. Di atas penahan pralon ini diberi saringan plastik yang ukuran lubang-lubangnya besar. Kira-kira berukuran 3 cm. Lubang ini harus cukup besar agar kompos bisa turun ke tempat penampungan. Jika ukuran lubang-lubang saringan ini terlalu kecil, kompos akan sulit turun ke tempat penampungan kompos. Di bagian paling bawah juga diberi lubang untuk membuang cairan yang keluar dari sampah organik. Jika perlu cairan lindi ini bisa ditampung dan diolah menjadi pupuk organik cair.

Cara pemakaianya sangat mudah dan sederhana sekali. Pertama, dibagian bawah diberi lapisan daun. Lapiran daun ini berfungsi sebagai alas penahan. Bisa juga diberi sobekan kertas karton. Kedua, lapisan paling bawah adalah kompos matang atau lapisan tanah halus. Kompos matang ini juga berfungsi sebagai sumber inokulum pembuatan kompos. Setelah itu baru ditambahkan sampah organik secara bertahap.

Sampah organik tidak perlu disemprot air, karena sampah organik umumnya sudah cukup mengandung air. Air hanya perlu ditambahkan jika sampah organiknya kering sekali. Kemudian ditambahkan dekomposer, misalnya: Promi atau MOL atau dekomposer. Pengunaannya sedikit saja. Dekomposer ini berfungsi untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik menjadi kompos. Sampah organik ditambahkan secara bertahap setiap hari.

Sesekali tong ini digoyang-goyang agar kompos yang sudah jadi turun ke bawah ke tempat penampungan. Dengan demikian, tumpukan kompos akan turun secara bertahap pula. Jika penambahan sampah organik sebanding dengan kecepatan dekomposisi, tong komposter tidak akan pernah penuh.

Kompos yang dihasilkan dari komposter ini dimanfaatkan untuk memupuk tanaman di pekarangan sendiri.