Tag Archives: Organik

Slide Presentasi; Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Agroindustri

Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Agroindustri

Pembuatan Pupuk Organik dari Kompos Sampah Organik Kota

Sampah kota masih menjadi masalah di Indonesia. Sampah kota terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. Keduanya bercampur menjadi satu. Sampah kota sebenarnya sangat berpotensi unuk dimanfaakan sebagai pupuk organik, baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair.

Tahapan pembuatan pupuk organik dari sampah kota adalah: sampah kota –> pemisahan awal sampah organik dengan sampah anorganik –> pengomposan –> pengeringan kompos –> pemisahan kedua sampah anorganik dengan kompos –> pupuk organik.

Video di atas adalah salah satu fasilitas pabrik pupuk organik granul (POG) dengan bahan baku sampah kota. Pabrik ini memiliki kapasitas besar dan sudah cukup lama memproduksi pupuk organik granul ini.

Sampah organik bisa dibuat kompos dengan cara yang cukup sederhana. Pembuatan kompos dari sampah organik menggunakan aktivator Promi. Setelah jadi pupuk kompos, sampah anorganik baru dipisahkan dengan mesin screening. Pupuk kompos yang sudah bersih dari sampah anorganik selanjutnya dihaluskan dan dikeringkan. Setelah diperkaya dengan beberapa bahan pengaya, pupuk kompos ini dibuat dan dikemas menjadi pupuk organik granul.

Workshop Prospek Pengembangan Pupuk Hayati

Pembuatan Kompos Sisa Pangkasan Pelepah Sawit dengan Promi

kompos pelepah sawit promi

Sisa pangkasan pelepah yang bisa dimanfaatkan untuk bahan pengomposan dengan menggunakan aktivator Promi.

Salah satu limbah biomassa yang banyak terdapat di kebun sawit adalah sisa pangkasan pelepah sawit. Pelepah sawit yang sudah tua dan menguning akan dipangkas dan ditumpuk di kebun sawit. Sisa pangkasan ini hanya dibiarkan saja dan tidak dimanfaatkan. Sisa pangkasan pelepah sawit bisa dibuat kompos dan digunakan untuk memupuk tanaman sawit. Pengomposan pelepah sawit dengan Promi sangat sederhana dan mudah dilakukan. Berikut ini adalah cara pengomposan pelepah sawit dengan menggunakan Promi yang dilakukan oleh Bp. Cut Zaini di Aceh. Bapak Cut Zaini memiliki kebun sawit seluas 40 ha dan sudah berumur kurang lebih 15 tahun dan ada juga yang masih TBM. Dalam pengomposan ini Bapak Cut Zaini juga menggunakan kotoran sapi, karena kebetulan harga kotoran sapi di tempat tersebut sangat murah dan tersedia melimpah. Pengomposan pelepah sawit bisa dilakukan tanpa menggunakan kotoran sapi, namun jika ada bahan tambahan seperti kotoran sapi akan lebih baik.

Cara pengomposan pelepah sawit mirip dengan cara pengomposan jerami (baca di sini: Kompos Jerami). Peralatan yang diperlukan untuk pengomposan pelepah sawit:

  1. Parang
  2. Cetakan bambu, ukuran 2m x 1m x 1 m yang bisa dipasang dan dilepas
  3. Ember atau drum volume 150 liter
  4. Gayung
  5. Cangkul atau garpu
  6. tali untuk mengikat
  7. plastik mulsa atau terpal untuk menutup kompos

kompos pelepah sawit promi

Persiapan cetakan dan bahan-bahan pengomposan pelepah sawit.


Continue reading

Pala Organik dari Halmahera Utara

pala organik halmahera maluku

buah pala organik dari pulau Halmahera Utara, Maluku

Biji pala sejak jaman dahulu sudah dikenal sebagai rempah-rempah yang memiliki nilai tinggi. Para pedagang dari Arab yang membawa rempah-rempah berbau harum ini ke India, China, Arab hingga ke daratan Eropa. Ketika orang-orang Eropa (Ingris, Portugis dan Belanda) mulai melakukan penjelajahan dan penjajahan, sampailah mereka ke sumber asal tanaman penghasil biji berharga mahal ini. Mereka berebut menguasai Maluku dan kepulauan-kepulauan penghasil pala mulai abab ke 15 M. Sampai sekarang pun kepulauan Maluku dikenal sebagai penghasil pala terbesar di dunia.

Pohon adalah tanaman asli pulau Banda. Dulu petani hanya mengambil pala dari dalam hutan, namun kemudian pohon pala mulai dibudidayakan secara intensif. Di pulau Halmahera kebun pala biasanya merupakan kebun campuran antara pala dengan kelapa. Mereka melakukan budidaya pala secara tradisional, tanpa menggunakan pupuk kimia apalagi obat-obatan kimia. Tanah di pulau Halmahera yang subur menyebabkan pohon pala tumbuh subur dan berbuah lebat meski tidak pernah di pupuk sama sekali. Bisa dikatakan bahwa budidaya pala petani di Halmahera adalah pertanian organik.

Sayangnya, biji pala dari daerah itu belum diakui sebagai pala organik. Namun, sejak setahun yang lalu, biji pala dari Kab. Halmahera Utara, tepatnya dari kelompok tani Tarakani mendapatkan sertifikat biji pala organik. Sertifikat ini diakui secara internasional dan mendapatkan harga premium. Petani pala bisa langsung mengirimkan biji kering kualitas terbaik langsung ke eksportir.

pala organik grade A

BIji pala organik Grade A yang mendapatkan harga tertinggi.

Mungkin biji pala dari Halmahera Utara ini adalah satu-satunya biji pala yang mendapatkan sertifikat organik dan dihargai premium.

pala organik maluku grade A

Biji pala organik kulatitas A, harganya paling mahal.

fuli pala organik

Fuli pala yang sudah kering.

Dominggus Nones: Nggak Lulus SD, Sukses Mengelola 3505 Petani dengan Omzet Rp. 31.5 M

Dominggus Nones

Dominggus Nones, petani pala organik. Tidak lulus SD berhasil mengelola kelompok tani dengan 3505 anggota dan omet Rp. 31 M. (foto koleksi pribadi)

Namamya Dominggus Nones. Beliau adalah salah satu petani pala yang saya kunjungi ketika saya berkunjung di Pulau Halmahera, tapatnya di Kab. Halmahera Utara. Om Minggus perawakannya biasa-biasa saja, tidak jauh berbeda dengan petani-petani pala lain yang saya temui di sini. Om Minggus ini adalah ketua kelompok tani Tarakani yang ada di Kec. Galela Barat.

Om Minggus ini (mungkin) satu2nya ketua kelompok tani yang memproduksi biji pala organik di Indonesia. Kami banyak bertanya2 kepada beliau tentang perkebunan pala di Halmahera Utara. Dan juga tentang kehidupan beliau.

Om Minggus seumuran dengan saya. Belum terlalu tua dan baru memiliki dua anak. Tapi prestasi Om Minggus cukup luar biasa. Setahun yang lalu Om Minggus berhasil mengajak 1205 petani pala di Tobelo untuk membentuk kelompok tani dan memproduksi pala organik. Mengumpulkan ribuah petani bukan perkara mudah, apalagi di Tobelo yang pernah terjadi konflik sara. Petani-petani pala sepakat beliau menjadi ketuanya.

Continue reading

EFFECTIVENESS OF DECOMPOSERS FOR PAPER MILL SLUDGE COMPOSTING AS RAW MATERIALS FOR ORGANIC FERTILIZER

Bercocok Tanam di Teras Rumah

Libur panjang pekan ini saya mendapatkan undangan untuk berbagi dalam acara Urun Rembug Petani Jahe Se-Indonesia di Unggaran. Karena, tempatnya dengan dengan kota asalku, Magelang, dan pas limbur panjang, saya bawa seluruh keluarga mudik ke Magelang. Sekalian mau nenggok Bulik di Salatiga. Banyak yang menarik dalam syafar dan silaturahimku akkhir pekan ini. Salah satunya adalah tentang bercocok tanam di teras rumah. Sayang saya tidak punya banyak waktu untuk mencari tahu lebih detail.

Jalanan macet seperti lebaran, Bogor – Magelang perlu waktu 20 jam. Saya sampai rumah sudah cukup malam. Keesok harinya ketika saya membersihkan dalam mobil ada yang menarik di depan rumah. Di seberang jalan depan rumah dari dulu adalah taman kampung Jambon Tempel Sari. Almarhum Bapak yang dulu sering merawat tanam ini. Nah di depan papan pengumuman dipasang selebaran yang menarik: AKU SADAR MEMILAH DAN MENGOLAH SAMPAH.

Menanam sayuran di dalam polybag di pekarangan.

Menanam sayuran di dalam polybag di pekarangan.

Ketika saya mendekat, saya sedikit kaget. Di depan papan pengumuman ini banyak polybag yang berisi tanaman. Ada tanaman cabe, tomat, dan lain-lain. Di samping papan pengumuman ini ada sedikit tanah kosong yang ditanami kunyit, kencur dan jahe. Ada beberapa tanaman sayuran lainnya juga. Ternyata, tanaman-tanaman ini sengaja di tanam oleh warga jambon Tempel Sari. Kebetulan, Tempel Sari menjadi salah satu wakil desa untuk mengikuti lomba pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayuran/hortikultura. Lumayan, bisa menjadi salah satu pemasukan warga. Minimal tidak perlu beli cabe, ketika harga cabe sangat mahal.

menanam cabe, tomat, dan empon-empon di pekarangan

Tanaman cabe, tomat, dan empon-empon di pekarangan, Jambon Tempel sari, Magelang

Sayangnya, tanaman ini kurang perawatan. Andaikan dirawat dengan lebih baik, tanaman-tanaman ini bisa menghasilkan optimal. Panennya bisa menjadi lebih bagus.
Continue reading

Media Tanam Jahe: Dolomit dan Kieserite

pola serapan hara mineral pupuk oleh tanaman jahe

Pola serapan hara mineral (pupuk) oleh tanaman jahe. (Gambar dari buku Ginger The Genus of Zingiber

Masih ingat gambar di atas di artikel “Pola dan Kebutuhan Makan (pupuk) Tanaman Jahe“. Hara nutrisi alias ‘gizi’ tanaman jahe yang juga dibutuhkan dalam jumlah banyak adalah ‘gizi’ Mg (Magnesium) dan Ca (kalsium). Di grafik di atas bahka posisi Mg dan Ca lebih tinggi daripada N (nitrogen) pada saat umur > 4 bulan. Ini menandakan bahwa pupuk Mg dan Ca juga sangat penting untuk tanaman jahe. Kecukupan pupuk Mg dan Ca dibutuhkan untuk mendapatkan hasil panen rimpang jahe yang optimal.
Continue reading