Category Archives: Pupuk

Peningkatkan Pertumbuhan Jahe dengan Mikroba Trichoderma spp

Tulisan ini terinsipirasi oleh sebuah artikel ilmiah dari China yang berjudul “Screening strains of Trichoderma spp for Plant Growth Enhancement in Taiwan” (artikel aslinya bisa dibaca di bagian bawah). Dalam artikel itu ditemukan bahwa beberapa isolat Trichoderma spp diperoleh dari perakaran (rhizospere) tanaman jahe dan terbukti bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman. Artinya, bahwa Trichoderma spp memiliki effek positif pada tanaman, tidak hanya pada tanaman jahe tetapi juga berspektrum luas, bisa juga untuk tanaman yang lain. Ketika saya kuliah S2 dulu, saya juga menemukan sebuah artikel tentang efek ‘plant growth promoting’ pada isolat Trichoderma spp, yaitu artikelnya Altomare et al (1999). Nah kebetulan di PPBBI (dulu BPBPI) memiliki banyak koleksi isolat Trichoderma spp. Salah satunya adalah koleksi milik Dr. Darmono Taniwiryono yang juga terbukti memiliki effek positif pada tanaman. Foto ini adalah percobaan sederhana saya untuk membuktikan pengaruh positif mikroba terhadap tanaman. Salah satu mikroba yang saya gunakan adalah Trichoderma spp. Percobaan ini saya lakukan sekitar tahun 2005 atau 2006. Sudah lupa saya. Lihat linknya di sini: Aplikasi Mikroba pada Tanaman.

aplikasi mikroba pada tanaman

Keterangan:
A = kontrol tanpa pemupukan
B = pemupukan standard
C = pemupukan dengan Posmanik + Urea
D = seperti perlakuan A + inokulum T. harzianum dan Aspergillus sp.

Percobaan ini dilanjutkan dengan menggunakan tanaman tebu, sawit, jati, dan lain-lain. Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi mikroba memang bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Continue reading

Penyakit Jahe: Bercak Daun Phyllosticta


Saya bukan ahli penyakit jahe, jadi catatan ini disarikan dari buku “Ginger The Genus of Zingiber” dan beberapa sumber lain. Sebagian foto2 diambil dari buku tersebut.

Ada beberapa penyakit pada tanaman jahe yang disebabkan oleh kapang, antara lain: busuk rimpang (soft rot) yang disebabkan oleh kapang Pythium, kuning (yellows) yang disebabkan oleh Fusarium, bercak daun (Phyllosticta leaf spot) yang disebabkan oleh Phyllosticta, bercak daun heminthosporium (Helminthosporium leaf spot) yang disebkan oleh Helminthosporium, dan Thread blight yang disebabkan oleh Pellicularia filamentosa. Saya akan coba membuat catatan tentang penyakit-penyakit tersebut.

Penyakit-penyakit tersebut sebagian bisa diatasi dengan menggunakan menggunakan jamur antagonis, seperti Trichoderma dan Aspergillus. Kedua jamur ini ada di dalam Aktivator Promi. Sebagai tindakan preventif, Anda bisa menggunakan Aktivator Promi dalam media tanam jamur.

Pupuk Organik Cair Khusus Jahe klik di sini.


Bercak Daun Phyllosticta

penyakit bercak daun jahe

Daun tanaman jahe yang terkena serangan ringan bercak daun.

Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak atau spot di daun jahe. Spotnya kecil sampai sedang, berbentuk bulat atau memanjang berukuran 1mm sampai 10 mm x 0.5m sampai 4mm. Bercak-bercak ini terutama pada daun muda. Bercak memiliki titip pusat yang memutih dan pinggiran coklat gelap dan dikelilingi oleh lingkaran yang menguning. Bercak-bercak bisa semakin membesar dan bergabung membentuk bercak yang lebih besar lagi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phyllostica zingiberi.

Kelembaban yang tinggi menjadi salah satu kondisi yang menyebabkan jamur ini berkembang biak dengan cepat. Spora jamur yang tertinggal di seresah-seresah daun jahe bisa menjadi sumber infeksi penyakit. Spora ini bisa bertahan hingga 14 bulan. Jadi jika daun-daun jahe yang terserang dibiarkan di lahan bisa menjadi sumber penyakit.

penyakit bercak daun jahe

Daun jahe yang terserang penyakit bercak ( http://agridr.in/tnauEAgri/eagri50/HORT282/lec01.html )

Salah satu cara pencegahannya adalah dengan memberikan naungan. Penelitian di India menemukan bahwa tanaman jahe yang ditumbuhkan di bawah naungan bisa mengurangi serangan penyakit bercak daun ini.

Continue reading

Pengelolaan Sampah Organik Kota – File Presentasi

Lihat videonya di link ini: Pengelolaan Sampah Kota

Presentasi Pengelolaan Sampah Kota Skala Rumah Tangga dan Komunal

Download file presentasi (PPT) di link ini: Pengelolaan Sampah Kota

Permentan No. 43 Th. 2011 Ttg Syarat Dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk an-Organik

Permentan No. 70 Tahun 2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah – Lengkap

Berikut ini adalah update untuk Permentan No. 70 Tahun 2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah yang lengkap. Dokumen ini lengkap berserta lampiran-lampirannya, termasuk syarat pendaftaran, pentunjuk pengujian, baku mutu, dll.

Peningkatan Kesuburan Tanah dengan Pemupukan Berimbang

Membuat Pupuk Organik Cair, MOL dan Pestisda Nabati dari Urine Kelinci, Sapi dan Kambing dengan Promi

Urine hewan, seperti urine kelinci, bisa dimanfaatkan menjadi MOL dengan bantuan Aktivator Promi. MOL ini bisa dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair) untuk tanaman apa saja. Urine binatang yang bisa dipakai antara lain urine sapi, kelinci, domba atau binatang lain yang bisa dikumpulkan urinenya.

Bahan-bahan:
1. Urine binatang
2. Promi
3. Molases atau gula jawa
4. Empon2: kunyit, temu ireng, temu lawak

Peralatan:
1. Bak atau drum penampung
2. Aerator aquarium
3. Selang
4. Botol atau jerigen penampung

Cara pembuatan:
1. Tampung urine ke dalam drum atau bak penampung.
2. Beri aerasi selama kurang lebih satu hari satu malam.
3. Siapkan empon2 kurang lebih 10-25% dari volume urine. Jadi jika urine yang digunakan sebanyak 100 L, empon2 yang ditambahkan kurang lebih 10-15 kg. Parut/haluskan empon2 tersebut.
4. Masukkan empon2 ke dalam drum.
5. Tambahkan molasea atau gula jawa sebanyak 5%  dari volume urine. Misal, urine yang tersedia 100 L, maka volume molases yang diberikan sebanyam 5 L atau 5 kg gula jawa. Jika menggunakan gula jawa, parut atau haluskan terlebih dahulu gula jawa tersebut.
6. Tambahkan aktivator Promi sebanyak 1-5% dari volume urine. Misal; urine yang tersedia 100L, maka aktivator Promi yang ditambahkan sebanyak 1- 1,5 kg..
7. Aduk hingga semua bahan tercampur merata.
8. Tutup drum.
9. Tambahkan selang aerasi untuk pengeluaran udara. Masukkan ujung selang ke dalam botol air untuk menjaga masuknya udara luar ke dalam drum.
10. Beri aerasi drum tersebut selama kurang lebih satu minggu. Aerasi bisa diperpanjang sampai 10 hari.
11. Setelag satu minggu MOL siap digunakan. Saring larutan MOL untuk memisahkan antara larutan dan endapan.
12. Tampung larutan MOL ke dalan botol atau jerigen.

Cara pemakaian:
1. MOL Urine bisa diberikan ke daun atau dikocorkan ke tanaman.
2. Encerkan MOL Urine dengan dosis 50 ml untuk 1 L air bersih/air sumur. Aduk hingga tercampur merata.
3. Larutan dikocorkan ke daerah perakaran sebanyak atau disemprotkan ke tanaman. Banyaknya larutan yang dikocorkan adalah 150-200 ml (satu gelas air mineral) untuk tanaman semusim/hortikultura atau 2-3 L untuk tanaman tahunan.
4. Penyiraman/penyemprotan diulang seminggu s/d dua minggu sekali untuk tanaman semusim atau sebulan s/d 2 bulan sekali untuk tanaman tahunan.

Untuk pembuatan pestisida nabati, dalam fermentasi urine kelinci ini bisa ditambahkan bahan-bahan yang memiliki manfaat sebagai pestisida nabati. Contoh bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan sebagai pestisida nabati bisa dilihat di link ini: Pestisida Nabati. Silahkan cari bahan pestisida nabati yang paling mudah didapat atau bisa juga disesuaikan dengan hama yang sedang menyerang di lahan kita. Bahan-bahan pestisida nabati itu bisa ditambahkan pada saat fermentasi atau setelah fermentasi, tergantung dengan bahan pestisida nabatinya.

Silahkan dicoba.

Kumpulan resep MOL: Resep MOL

Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

Budidaya Jahe – ICAR – India


Baca juga:

Semuanya tentang Jahe
Pupuk Anorganik Khusus Jahe
Hormon/ZPT Giberelin untuk Jahe
Hormon/ZPT untuk Bibit Jahe
Hormon/ZPT untuk Menghambat Tunas Jahe
Penggunaan Mikroba Trichoderma sp untuk Tanaman Jahe