Tag Archives: Organik

Cara Pembuatan Peatisida Nabati: Ekstrak Gatubrotemsi


Ketika sedang bongkar2 file saya menemukan catatan lama ketika saya belajar tentang pestisida nabati dengan Pak Haji Zaka. Berikut beberapa resep pestisida nabati yang saya dapat dari Pak Haji.

Baca juga: Pestisida Nabati


Ekstrak Gatubrotemsi

OPT : ulat, walang, dan kepiding tanah

Bahan:
1. Umbi gadung 1 kg
2. Tembakau 1 ons
3. Akar tuba satu jengkal
4. Daun sirih  1genggam
5. Brotowali 1 genggam
6. Air bersih secukupnya

Cara pembuatan:
1. Gadung dikupas dan diparut.
2. Tuba, brotowali, tembakau ditumbuk.
3. Daun sirih diremas2 dengan 3 L air.
4. Semua bahan dicampurkan jadi satu.
5. Campuran direbus hingga mendidih.
6. Larutan disaring.

Cara Pemakaian:
1. Larutan diencerkan dengan dosis 60 ml per 14 L air.
2. Larutan diaduk merata.
3. Larutan siap disemrotkan ke tanaman.

Cara Pembuatan Pestisida Nabati: Ekstrak Gadung


Ketika sedang bongkar2 file saya menemukan catatan lama ketika saya belajar tentang pestisida nabati dengan Pak Haji Zaka. Berikut beberapa resep pestisida nabati/organik yang saya dapat dari Pak Haji.

Baca juga: Pestisida Nabati


Ekstrak Gadung

OPT: hama ulat

Bahan:
1. Umbi gadung 1 kg
2. Air secukupnya

Cara pembuatan:
1. Umbi gadung dikupas dan diparut.
2. Parutan umbi gadung diperas dan airnya dikumpulkan. Air perasan ini yang mengandung racun. Jika perlu tambahkan sedikit air.
3. Larutkan 5-10 air perasan per liter air. Aduk merata. Larutan siap diaplikasikan.

Cara Pembuatan Pestisida Nabati: Daun Sirsak


Ketika sedang bongkar2 file saya menemukan catatan lama ketika saya belajar tentang pestisida nabati dengan Pak Haji Zaka. Berikut beberapa resep pestisida nabati yang saya dapat dari Pak Haji. Bahan untuk membuat pestisida nabati ini adalah bahan organik, jadi ramah lingkungan.

Baca juga: Pestisida Nabati


Ekstrak Daun Sirsak

OPT Sasaran: wereng batang coklat

Bahan:
1. Daun sirsak 50 lembar atau satu genggam.
2. Rimpang jeringau 100gr atau satu genggam.
3. Bawang putih 20 siung.
4. Sabun colek 20 gr.
5. Air kurang lebih 1 L.

Cara pembuatan:
1. Daun sirsak, jeringau, dan bawang putih dihaluskan.
2. Seluruh bahan direndam dan diaduk dengan air.
3. Diamkan larutan selama 2 hari.
4. Ambil dan saring bagian yang bening.

Cara aplikasi:
1. Larutkan 1 L pestisida nabati daun sirsak dengan 10 – 15 L air atau satu tangki semprot.
2. Semprotkan secara merata pada daun tanaman..

Cara Pembuatan Pestisida Nabati: Ekstrak Mimba


Ketika sedang bongkar2 file saya menemukan catatan lama ketika saya belajar tentang pestisida nabati dengan Pak Haji Zaka. Berikut beberapa resep pestisida nabati yang saya dapat dari Pak Haji. Bahan untuk membuat pestisida nabati ini adalah bahan organik, jadi ramah lingkungan.

Baca juga: Pestisida Nabati


Ekstrak Mimba

OPT Sasaran: wereng, pengerek batang dan nematoda

Bahan dan alat:
1. Biji mimba 50 gr
2. Alkohol 10 ml
3. Air 1 L
4. Penumbuk
5. Baskom/ember

Cara pembuatan:
1. Biji mimna ditumbuk halus.
2. Tambahkan alkohol dan diaduk.
3. Tambahkan air 1 L dan diaduk sampai merata.
4. Larutan diendapkan satu malam.
5. Larutan yang bening dipisahkan dan dipakai sebagai pestisida nabati.

Tip Memilih Bibit Jahe dari Bentuk Tunasnya

image

Benih Jahe Gajah

image

Pemilihan bibit jahe yang baik adalah salah satu langkah awal untuk sukses dalam budidaya jahe. Jika bibit jahe yang dipilih baik, maka hasil yang bagus pun sudah jadi jaminan. Pemilihan bibit jahe yang bagus bisa dilihat dari bentuk tunasnya. Mana menurut Anda bibit jahe yang bagus? Yang gendut atau yang kurus?

Langkah pertama yang penting dalam memilih bibit/benih jahe adalah bibit/benih harus bebas hama dan penyakit. Cek dulu apakah ada kutu. Benih yang kurang bersih biasanya ada kutunya. Kutu ini menyebabkan benih bercak-bercak dan bopeng2 kecil. Kalau tidak dibersihkan bisa menjadi jalan masuknya penyakit. Kulit yang luka akan lebih mudah terserang penyakit.

Bentuk benih yang sehat adalah benih jahe yang “nyempluk”, gendut, berisi. Apalagi jahe gajah, harus yang besar. Jangan pilih yang kecil dan kurus. Rimpang yang gendut menandakan banyaknya cadangan makanan untuk pertumbuhan bibit jahenya kelak. Lihat gambar di bawah ini.

image

Benih jahe yang gendut dan tunasnya sedikit lebih baik daripada benih yang kurus dan bertunas banyak. Cadangan makanan yang banyak hanya untuk memberi ‘makan’ satu saja. Coba kalau cadangan makanannya sedikit mesti memberi makan pada bibit yang banyak. Bibitnya akan kekurangan makanan.

Continue reading

Cara Membuat Kompos dan Pupuk Organik dari Kotoran Sapi dengan Promi

Testimoni petani di Desa Karangayu, Kec. Cepiring, Kab. Kendal, yang melakukan pembuatan kompos dari kotoran sapi dengan Promi. Sebelum membuat pupuk kompos, ibu ini sering diprotes warga karena bau kotoran sapi yang sangat menyengat. Kotoran sapi tidak diolah, ditumpuk dan dibiarkan saja.

Si Ibu mendapatkan pelatihan cara pembuatan pupuk kompos dengan aktivator Promi dari LSM LP3KLH Kab. Kendal. Cara pembuatan komposnya sangat sederhana sekali. Pertama, kotoran sapi ditumpuk membentuk lapisan setebal kurang lebih 10-15 cm, kemudian disiram dengan larutan Promi. Larutan Promi dibuat dengan mengencerkan 1 kg Promi untuk 200 L air. Pada prakteknya, larutan Promi yang dibuat secukupnya saja. 1 Kg Promi kira-kira cukup untuk 3-4 minggu. Sangat hemat sekali.

Setelah diberi larutan Promi, kotoran sapi ditutup dengan plastik. Seminggu kemudian, tumpukan itu diceker-ceker untuk menambah aerasi. Di atas tumpukan itu juga dibuat lagi tumpukan satu lapisan kotoran sapi yang masih baru. Tinggi tumpukan kurang lebih hingga 1 meteran. Selama perjalanan waktu, tumpukan akan menyusut. Kotoran sapi akan menjadi pupuk kompos dalam waktu 3 minggu. Bau kotoran sapi hilang, boleh dikatakan sudah tidak berbau kotoran sapi lagi.

Kompos dari kotoran sapi ini dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk lahan pertaniannya. Kotoran sapi tidak bisa langsung dipakai sebagai pupuk organik, karena tanaman bisa mati atau kuntet (kerdil). Kotoran sapi yang sudah jadi kompos sangat baik untuk pupuk organik. Kompos ini akan menambah bahan organik tanah, memperbaiki sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah, dan menyediakan hara nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Aplikasi pupuk organik dari kotoran sapi juga sangat bagus untuk memperbaiki kondisi lahan yang rusak karena pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.

Aplikasi kompos kohe sapi ini juga mudah. Kompos dikeringkan terlebih dahulu, agar bobotnya berkurang dan memudahkan untuk di bawa ke lahan. Kompos langsung ditebarkan ke guludan atau diberikan di sekitar pokok tanaman. Kompos juga bisa digunakan sebagai pupuk dasar sebelum penanaman bibit. Kompos kotoran sapi bisa digunakan untuk memupuk tanaman apa saja; padi, jagung, kedelai, kacang, tomat, kubis, brokoli, kentang dan sayuran-sayuran lainnya.

Ibu ini senang dan tidak diprotes warga lagi.

Permentan No. 70 Tahun 2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah – Lengkap

Berikut ini adalah update untuk Permentan No. 70 Tahun 2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah yang lengkap. Dokumen ini lengkap berserta lampiran-lampirannya, termasuk syarat pendaftaran, pentunjuk pengujian, baku mutu, dll.

Membuat Pupuk Organik Cair, MOL dan Pestisda Nabati dari Urine Kelinci, Sapi dan Kambing dengan Promi

Urine hewan, seperti urine kelinci, bisa dimanfaatkan menjadi MOL dengan bantuan Aktivator Promi. MOL ini bisa dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair) untuk tanaman apa saja. Urine binatang yang bisa dipakai antara lain urine sapi, kelinci, domba atau binatang lain yang bisa dikumpulkan urinenya.

Bahan-bahan:
1. Urine binatang
2. Promi
3. Molases atau gula jawa
4. Empon2: kunyit, temu ireng, temu lawak

Peralatan:
1. Bak atau drum penampung
2. Aerator aquarium
3. Selang
4. Botol atau jerigen penampung

Cara pembuatan:
1. Tampung urine ke dalam drum atau bak penampung.
2. Beri aerasi selama kurang lebih satu hari satu malam.
3. Siapkan empon2 kurang lebih 10-25% dari volume urine. Jadi jika urine yang digunakan sebanyak 100 L, empon2 yang ditambahkan kurang lebih 10-15 kg. Parut/haluskan empon2 tersebut.
4. Masukkan empon2 ke dalam drum.
5. Tambahkan molasea atau gula jawa sebanyak 5%  dari volume urine. Misal, urine yang tersedia 100 L, maka volume molases yang diberikan sebanyam 5 L atau 5 kg gula jawa. Jika menggunakan gula jawa, parut atau haluskan terlebih dahulu gula jawa tersebut.
6. Tambahkan aktivator Promi sebanyak 1-5% dari volume urine. Misal; urine yang tersedia 100L, maka aktivator Promi yang ditambahkan sebanyak 1- 1,5 kg..
7. Aduk hingga semua bahan tercampur merata.
8. Tutup drum.
9. Tambahkan selang aerasi untuk pengeluaran udara. Masukkan ujung selang ke dalam botol air untuk menjaga masuknya udara luar ke dalam drum.
10. Beri aerasi drum tersebut selama kurang lebih satu minggu. Aerasi bisa diperpanjang sampai 10 hari.
11. Setelag satu minggu MOL siap digunakan. Saring larutan MOL untuk memisahkan antara larutan dan endapan.
12. Tampung larutan MOL ke dalan botol atau jerigen.

Cara pemakaian:
1. MOL Urine bisa diberikan ke daun atau dikocorkan ke tanaman.
2. Encerkan MOL Urine dengan dosis 50 ml untuk 1 L air bersih/air sumur. Aduk hingga tercampur merata.
3. Larutan dikocorkan ke daerah perakaran sebanyak atau disemprotkan ke tanaman. Banyaknya larutan yang dikocorkan adalah 150-200 ml (satu gelas air mineral) untuk tanaman semusim/hortikultura atau 2-3 L untuk tanaman tahunan.
4. Penyiraman/penyemprotan diulang seminggu s/d dua minggu sekali untuk tanaman semusim atau sebulan s/d 2 bulan sekali untuk tanaman tahunan.

Untuk pembuatan pestisida nabati, dalam fermentasi urine kelinci ini bisa ditambahkan bahan-bahan yang memiliki manfaat sebagai pestisida nabati. Contoh bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan sebagai pestisida nabati bisa dilihat di link ini: Pestisida Nabati. Silahkan cari bahan pestisida nabati yang paling mudah didapat atau bisa juga disesuaikan dengan hama yang sedang menyerang di lahan kita. Bahan-bahan pestisida nabati itu bisa ditambahkan pada saat fermentasi atau setelah fermentasi, tergantung dengan bahan pestisida nabatinya.

Silahkan dicoba.

Kumpulan resep MOL: Resep MOL

Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

Pentingnya Biologi Tanah Terhadap Kesuburan dan Kesehatan Tanah