Baca juga:
Semuanya tentang Jahe
Pupuk Anorganik Khusus Jahe
Hormon/ZPT Giberelin untuk Jahe
Hormon/ZPT untuk Bibit Jahe
Hormon/ZPT untuk Menghambat Tunas Jahe
Penggunaan Mikroba Trichoderma sp untuk Tanaman Jahe
Ada banyak panduan memberi ‘makan’ tanaman jahe alias pemupukan ke tanaman jahe. Saya coba rangkumkan beberapa rekomendasi pempupukan yang ada di beberapa literatur. Dari catatan ini bisa diperkirakan sendiri pemupukan yang cocok untuk tanaman jahe di lahan maupun di polybag.
Panduan aplikasi pupuk anorganik khusus jahe
Pupuk Organik.Cair Khusus Jahe
Aplikasi hormon atau ZPT (zat pengatur tumbuh) Giberelin untuk meningkatkan produktivitas jahe
A. Budidaya jahe organik:
B. Organik dan Kimia:
(catatan: saat ini TSP dan KCl sulit diperoleh di pasaran, kalau pun perlu dicek keasliannya dengan menganalisa kandungan haranya. Coba baca artikel ini: Hati-hati Membeli Pupuk KCl)
Dari paper Ekwasita dari Balitro Bogor:
(catatan: KCl kini sulit diperoleh di pasaran)
Produksitivitas teoritik jahe tersebut adalah 25-30 ton per ha.
Posted in Biofertilizer, Hormon Tanaman, Jahe, Organik, Pupuk
Tanaman jahe memiliki fase-fase pertumbuhan dari mulai pembibitan hingga panen. Fase-fase ini berdasarkan literatur dari China yang memiliki fase panen yang lebih pendek daripada fase pertumbuhan jahe di Indonesia. Fase-fase pertumbuhan itu adalah:
S = seedling stage atau fase pembibitan, fase ini dimulai dari 1 sampai dengan 90 hari setelah taman ;
T = three branches stage atau fase percabangan tiga, fase ini dimulai dari 90 sampai 110 HST;
V = vigorous growth stage atau fase pertumbuhan cepat, fase ini dimulai dari 110 sampai 130 HST;
E = rhizome expansion stage atau fase perkembangan rimpang, fase ini dimulai dari 130 sampai 160 hari; dan
H = harvest stage fase panen, yaitu 160 HST.
Setiap fase pertumbuhan jahe membutuhkan hara atau nutrisi atau pupuk yang berbeda-beda. Saya akan sampaikan di postingan selanjutnya.
Pupuk Organik Cair Khusus Jahe
Literatur:
Ravindran, P. N., and K. Nirmal Babu, eds. Ginger: the genus Zingiber. CRC Press, 2004.
Li, Lujiu, et al. “Balanced fertilization for ginger production–Why potassium is important.” Better Crops 94 (2010): 25-27.
Posted in Hormon Tanaman, Jahe, Organik, Pupuk, Pupuk Organik Cair
Budidaya jahe, terutama jahe gajah, sedang marak di Indonesia. Ini tidak lepas dari tingginya permintaan eksport jahe gajah. Penting rasanya bagi praktisi jahe; petani, eksportir, penyedia bibit, pupuk, dll; untuk membaca artikel2 ilmiah tentang jahe. Banyak informasi praktis yang bisa dimanfaatkan di lapang. Salah satunya artikel yang berjudul ‘Status dan Prospek Peningkatan Produksi dan Ekspor Jahe Indonesia’ oleh Ekwasita dari Balitro Bogor. Tulisan ini bisa diminta ke perpustakaan Balitro atau Pustaka Deptan.
Beberapa isi artikel yang menarik adalah tentang fluktuasi produksi jahe di Indonesia selama 20 tahun terakhir. Yang lebih membuat saya terkejut adalah produktivitas jahe kita yang rendah. Produksi jahe tertinggi ada di Sulawesi dan Maluku sebesae 28 ton/ha. Di jawa malah rendah sekali 17.5 ton per ha. Data ini mungkin data umum, bukan data khusus tanaman jahe.
Posted in Biofertilizer, Hormon Tanaman, Jahe, Kompos, Literatur, Organik, Pupuk
Informasi hormon tanaman: Hormon Tanaman
Silahkan klik gambar di bawah ini jika Anda membutuhkan hormon tanaman/zpt.
Aplikasi hormon (zpt) giberelin untuk meningkatkan produksi jahe
Aplikasi pupuk anorganik untuk jahe
Pupuk Organik Cair Khusus Jahe
Dari data yang dikeluarkan oleh http://www.mapsofworld.com, menyebutkan bahwa China adalah produsen jahe no. 2 terbesar di dunia setelah India. Indonesia sendiri berada di peringkat No. 6 setelah Thailand. Harus diakui kalau China memang unggul dibidang ini. Saya coba searching bagaimana penelitian di China tentang jahe ini. Ternyata hasilnya sungguh luar biasa. Sejak satu dekade lebih dilakukan penelitian intensif tentang jahe di China. Hasilnya tidak hanya berhenti di jurnal dan ‘ndongkrok’ di perpustakaan. Produksi jahe di China meningkat pesat dan kini berada di posisi no. 2 di dunia.
Meski sebagian besar literatur-literatur ilmiah tentang jahe ditulis dalam bahasa China, untungnya bagian abstraknya masih di tulis dengan bahasa Ingris, jadi saya masih bisa membaca intisari dari penelitian ini. Ketika searching saya memanfaatkan mesin pencari milik Google yang khusus untuk jurnal-jurnal ilmiah, yaitu: Google Schoolar. Ada banyak sekali daftar publikasi yang muncul. Memang sebagian besar berasal dari dua negera produsen ton ginger dunia: India dan China. Saya tertarik dengan penelitian-penelitian di China. Karena penelitiannya sangat komprehensif, dari semua sisi. Karenana tidak heran kalau hasilnya juga luar biasa.
Dari literatur itu saya temukan sebuah peningkatan dan capaian yang sangat signifikan.
– Tahun 2006 Chuangke et al melaporkan jika hasil penelitiannya bisa menghasilkan produksi jahe hingga 58 ton/ha.
– Tahun 2007 Kong et al melaporkan jika hasil penelitiannya bisa menghasilkan produksi jahe hingga 60 ton/ha. Naik sedikit, tapi kemajuan yang tidak kecil.
– Tahun 2009 Dong et al melaporkan pencapaian yang sangat luar biasa, produksi jahenya bisa mencapai 88 ton/ha. Gilleee bener…..
Continue reading
Posted in Biofertilizer, Hormon Tanaman, Jahe, Kompos, Organik, Pupuk
Tagged hormon, Jahe Gajah, POC, pupuk organik cair
Posted in Biodecomposer, Biofertilizer, Kompos, Lignoselulosa, Limbah Perkebunan, PROMI, Pupuk
Posted in Biodecomposer, Kompos, PROMI, Pupuk, Pupuk Organik Cair, Sampah, Tutorial
Tagged dapur, Kompos, Organik, pengomposan, PROMI, rumah tangga, Sampah
Sebenarnya ini sudah agak lama, kira-kira sebulan yang lalu. Bari sekarang saya sempat menuliskannya. Saya diajak oleh teman ke kebun organiknya di Cibodas. Tepatnya di dekat agropolitan Cibodas. Selesai melihat2 kebun saya diajak jalan2 menyusuri lahan sayuran di sekitar agropolitan.
Banyak sayuran yang ditanam di sini. Dari sekian banyak macam sayuran, hanya satu petani yang ahli menanam tomat. Nah, saya diajak melihat ke kebun tomatnya. Saat itu kebunnya sudah tidak dipanen, karena sudah lewat masa panennya yang kira2 5-6 bulan. Padahal buah tomatnya masih banyak dan masih bagus. Lebih bagus dari tomat yang dijual bi Eneng, tukang sayur komplek kami.
Posted in Giberelin, Hormon Tanaman, Organik, Pupuk, Pupuk Organik Cair
Tagged agropolitan, cibodas, hormon, Organik, petani, rahasia, tomat
Ini melanjutkan lagi posting sebelumnya tentang bercocok tanam di teras rumah. Awalnya cuma iseng-iseng saja, ternyata asik juga. Teras rumah yang cuma seuprit bisa untuk menanam sayur2an. Cara penanamannya organik dan tidak menggunakan pupuk kimia atau obat2a kimia. Jadi lebih sehat dan lebih aman. Istilah kerennya sekarang adalah urban organic farming.
Saya akan cerita mulai dari awal, benih tanaman sayur-sayuran. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya mudik ke kampung halaman di Magelang. Di kampung benih lokal tanaman sayuran harganya murah. Saya beli beberapa macam benih. Terutama benih-benih yang cocok di dataran rendah. Saya membeli banyak benih tanaman, seperti: bayam cabut, kangkung cabut, tomat, cabai rawit hijau, cabai rawit merah, terong unggu, terong lalap, kacang panjang, sawi hijau dan kobis (kol). Belinya cuma sekantong kecil saja. Jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk menanam di halaman rumah.
Kangkung Cabut
Posted in Biofertilizer, Hormon Tanaman, Kompos, MyStories, Organik, Pestisida Nabati, PROMI, Pupuk, Pupuk Organik Cair
Tagged nabati, Organik, pestisida, sayuran, urban organic farming, vertical garden, verticulture, vertikultur