Category Archives: Kompos

Semua tentang kompos dan pengomposan

Belajar Pertanian dengan Facebook

group pertanian cabe facebook

Facebook sering jadi ‘kambing hitam’dan lebih banyak disorot sisi negatifnya. Sebenarnya Facebook juga punya banyak manfaat. Ibaratnya pisau bermata dua, ada sisi positif dan ada sisi negatifnya. Kita bisa mengambil banyak sisi positif dari Facebook ini. Salah satunya adalah untuk belajar tentang pertanian.

Bagaimana caranya bisa belajar pertanian di Facebook?

Disadari atau tidak penggunaan Facebook sudah berkembang sangat pesat. Lebih dari hanya sekedar ‘microblogging’ atau ‘update status’ saja. Fasilitas group di FB membuka banyak peluang yang mungkin tidak pernah terpikirkan. Orang-orang yang memiliki minat yang sama kemudian membuat group-group FB tersendiri. Termasuk orang-orang yang bergerak di dunia pertanian. Ada banyak group-group tentang pertanian. Ada yang umum ada, ada yang spesifik, bahkan sangat spesifik. Misalnya saja: Komunitas Petani Cabe Indonesia, Petani Cabe Rawit Indonesia, Komunitas Petani Jahe Indonesia, Gabungan Petani Singkong Indonesia, Petani Kentang Dieng.

Saya mencoba untuk mendaftar ke group-group pertanian itu. Menariknya, anggota group-group itu sebagian besar adalah petani-petani. Ada juga sih yang pedagang, pedagang pupuk, pedagang bibit atau ‘pengembira’ seperti saya. Anggotanya pun mencapai ribuan. Ada yang sampai 50rb anggota. Luar biasa. Ada anggota yang masih ‘newbie’ ada yang sudah ‘expert’ alias ‘ahli’ dan ‘berpengalaman’.

Di sinilah menariknya komunitas-komunitas pertanian tersebut. Diskusinya menjadi konstruktif dan bisa menjadi ajang pembelajaran bagi petani. Contohnya saja. Ketika ada masalah mereka posting di Group. Foto-fotonya ditampilkan berikut sedikit keterangan. Anggota-anggota yang lain akan ikut membahasnya. Misalnya tentang penyakit. Akan banyak pembahasan di group-group itu. Intinya bagaimana mengatasi masalah penyakit itu. Apa obatnya, apa penyebabnya, bagaimana penanganannya. Masing-masing akan menyampaikan pengalamannya sendiri-sendiri. Jadi ada tips-tips dan cara-cara penangannan yang sudah teruji sendiri oleh petani. Bukan hanya omongan dari pedagang obatnya saja.

Kalau ada yang berhasil dan tanamannya subur-subur. Biasanya mereka juga akan upload foto-fotonya. Mereka kasih keterangan bagaimana resepnya agar tanamannya bisa tumbuh subur seperti itu. Pakai pupuk apa? Pakai obat apa? Benihnya dari mana? Jenisnya apa? Ditanam di daerah mana? Tinggi tempatnya berapa? Dan masih banyak informasi lainnya.

Petani-petani di Group ini saling berbagi ilmu dan pengalaman. Masing-masing akan saling belajar dan mengajari. Tidak pelit ilmu.

Saya rasa potensi ini harus dikembangkan dan didorong agar bisa lebih mau lagi. Ada banyak alasan group FB ini bisa berkembang di kalangan petani:
– petani-petani sekarang sudah kaya-kaya, HPnya minimal Android dan langganan pulsa internet.
– lintas wilayah dan lintas waktu. Tidak peduli tinggalnya di mana, asalkan ada koneksi internet bisa aktif di Group.
– anggota group bisa siapa saja, Menteri Pertanian pun kalau mau bisa jadi anggotanya.
– bisa jadi ajang jual beli langsung dari petani ke konsumen.
– bisa jadi sarana untuk cek harga dan menentukan harga komoditas pertanian.

Menurut saya Group di Facebook memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan Group di WA (saya tidak pernah punya BBM, jadi tidak bisa membandingkan dengan BBM):
– memudahkan posting foto, video, dokumen, link dan lain-lain,
– memudahkan untuk searching postingan-postingan yang lama-lama,
– bisa menambahkan artikel-artikel/dokumen di tempat khusus, sehingga memudahkan untuk membaca dan belajar.

WA juga memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh FB. Tapi lain kali saja dibahasnya.

Kalau Anda bergerak di dunia pertanian, siapa pun Anda, saya sangat menyarankan untuk ikut dan aktif bergabung di Group-Group dan komunitas di Facebook. Ada sedikit tip dari saya untuk memilih group atau komunitas di Facebook, karena ada puluhan mungkin ratusan group sejenis.

Pertama. Gunakan fasilitas searching/pencarian yang ada di Facebook. Gunakan katan kunci yang spesifik. Di halaman pencarian pilih tab Group. Facebook akan menampilkan semua group yang mengandung kata kunci tersebut. Di daftar itu ada informasi singkat yang bisa digunakan untuk memilih group Facebook, yaitu: nama group, keterangang singkat group, anggota dan teman-teman kita yang sudah menjadi anggota. Saya biasanya melihat terlebih dahulu informasi singkat dan jumlah anggota. Semakin banyak jumlah anggotanya, biasanya semakin aktif group tersebut.

group_cabe_facebook - 1 (1)

Langkah kedua, adalah melihat isi diskusi di Group Facebook tersebut. Kadang-kadang ada group yang isinya cuma iklan melulu. Nyebelin. Tapi ada group-group yang diskusinya aktif dan bergairah. Jadi cobalah untuk melihat-lihat dan scroll down sampai beberapa minggu sebelumnya. Jangan lupa juga untuk membaca peraturan Group. Dan file-file lain yang mungkin sudah ada di Group tersebut. Kalau Anda merasa cocok silahkan klik Join untuk meminta gabung di Group tersebut.

Setelah gabung sebaiknya Anda ‘kulonuwun’ dulu. Minimal mengucapkan ucapan terima kasih karena sudah diperbolehkan untuk gabung di group tersebut. Berikutnya cobalah untuk aktif. Jadilah pengamat yang sopan terlebih dahulu. Pelajari ‘adat-istiadat’ dan kebiasaan-kebiasaan di group tersebut. Kalau Anda sudah merasa cukup PD, cobalah untuk memposting sesuatu dan melihat bagaimana respon anggota group yang lain.

Biasanya setelah gabung kita akan menapatkan update dari Group ini. Amati dulu selama beberapa waktu. Kalau Anda tidak merasa betah di group ini. Tidak ada salahnya untuk keluar. Saya sering keluar group. Gara2nya sepele: terlalu banyak iklan, promosi, informasi yang tidak sesuai dengan group, dan banyak spammnya (pornografi). Sebel banget.

Potensi pemanfaatan Group Facebook ini belum banyak dieksplorasi oleh instansi-instansi pemerintah, seperti: penyuluh, kelompok tani, gapoktan, BPTP, Dinas Pertanian TK II atau TK I, Badan Litbang Deptan atau kementrian pertanian. Saya lihat ada beberapa group penyuluh pertanian, tetapi isinya bukan tentang dunia pertanian sendiri. Ada juga akun-akun Gapoktan, saya masih belum cukup aktif juga. Pemerintah perlu mendorong agar petani bisa memanfaatkan secara maksimal potensi belajar pertanian dari Group FB ini. Ini bisa jadi bahan kajian menarik bagi orang IT yang kerja di Badang Litbang atau Kementrian Pertanian. Bahkan juga bisa menjadi kajian atau penelitian bagi peneliti di lingkup Badang Litbang Pertanian sendiri. Sayangnya saya bukan ‘orang departemen pertanian’ atau ‘Badang litbang Deptan’. Jadi bisanya cuma ngasih saran saja dan berharap agar tulisan ini ada yang membacanya.

Semoga.

Bioplastik, Plastik yang Lebih Ramah Lingkungan

contoh bioplastic bioplastik

Contoh bioplastik yang terbuat dari bahan renewable

Masalah plastik untuk alam dan lingkungan sudah jadi rahasia umum. Sudah diketahui jika plastik sangat-sangat zulit untuk terdegradasi.Konon kabarnya sampai ratusan tahun pun plastik belum terdegradasi. Wujudnya tetap utuh meski terpemdam ratusan tahun. Plastik memang kuat dan tahan lama. Sifat ini banyak memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, di sisi lain, sifat ini lah yang mendatangkan banyak masalah bagi manusia sendiri atau juga lingkungan. Kalau dirinci ada masalah-masalah lain yang ditimbulkan karena sulitnya plastik terdegradasi ini.Plastik konvensional juga dibuat dari bahan-bahan minyak fosil. Artinya dibuat dari bahan baku yang non-renewable alias tidak terbarukan.

Minimal, dua hal inilah yang menjadi pendorong pencarian/penelitian bahan plastik yang ‘lebih ramah lingkungan’. Masalah-masalah tersebut bisa dihilangkan, atau paling tidak dikurangi. Maka lahirlah yang dinamakan ‘BIOPLASTIK‘. Dari namanya sendiri bioplastik berasal dari dua suku kata: Bio dan Plastik. Bio artinya hidup. Jadi kurang lebih kalau diartikan secara kata adalah plastik dari bahan biologi. Dalam salah satu artikel di Wikipedia.com, bioplastik diartikan sebagai plastik yang dibuat dari biomassa yang terbarukan (renewable). Memang, dalam prakteknya bioplastik dibuat dari bahan-bahan biomassa, seperti: minyak nabati/hewani, tepung-tepungan, gelatin dan selulosa atau dari diproduksi oleh mikroba.

Bioplastik bukanlan senyawa tunggal. Bioplastik merupakan komposit dari berbagai macam klas bahan yang memiliki fungsinya masing-masing. Menurut lembaga bioplastik Eropa, meterial plastik dimasukkan ke dalam kelompok bioplastik jika memenuhi persyaratan biobased (berbahan baku dari biomassa), biodegradable (bisa dihancurkan melalui proses biologi/alami) atau memiliki kedua sifat tersebut. Definisi ini berimplikasi sangat luas.

Biobased berarti bahwa material yang digunakan untuk membuat plastik tersebut adalah seluruhnya/sebagian berasal dari biomassa, seperti: gula, tepung-tepungan, minyak nabati/hewani dan selulosa. Biomassa tersebut bisa diolah terlebih dahulu agar bisa menjadi bioplastik.

Biodegradable berarti bahwa materialt plastik tersebut bisa dihancurkan secara kimia oleh mikroba di alam menjadi senyawa-senyawa alamiah seperti: air, karbon dioksida, dan kompos (tanpa penambahan bahan aditif). Proses degradasinya tergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya.

Karakteristik biodegradable tidak tergantung pada asal bahan bakunya, tetapi lebih pada struktur kimiawinya. Jadi bisa saja bioplastik yang 100% dibuat dari biomassa bisa non-biodegradable, atau bahkan ada materkal plastik yang 100% dari baha fosil tetapi bisa didegradasi oleh mikroba.

Tipe Bahan Baku Bioplastik

Secara kasar ada tiga tipe bahan untuk membuat bioplastik:

  1. Biobased atau partialybiobased non-biodegradable plastik, misalnya: biobased PP (Polypropylene), PE (Polyethylene), PET (Polyethylene terephthalate).
  2. Bahan plastik yang berasal dari biomassa dan biodegradable, misalnya: PLA (Polylactic acid), PHA (Polyhydroxyalkanoates), PHB (Poly-3-hydroxybutyrate).
  3. Bahan plastik yang berasal dari fossil dan biodegradable, misalnya: PBAT (polybutyrate adipate terephthalate).
bioplastic

Pembagian kelompok bioplastik (European Bioplastic http://www.european-bioplastics.org/)

Beberapa Contoh Material Bioplastik yang Sudah Ada

Biobased, non-biodegradable polyolefines dan PET (“drop-in” solutions)

Material plastik umum seperti: PE, PP dan PVC bisa dibuat dari material biologi, umumnya dari bioetanol. Brazil adalah salah satu negara yang sudah memproduksi Bio-PE dalam jumlah yang sangat besar. Seperti kita tahu, Brazil adalah produsen bioetanol terbesar di dunia. Brazil juga memanfaatkan bioetanolnya sebagai bahan baku bioplastik Bio-PE. Karakteristik Bio-PE identik dengan PE yang dibuat dari bahan baku minyak bumi (fossi). Solusi ini juga dikenal dengan ‘drop-in solution bioplastic‘.

Biobased, non-biodegradable technical/performance polymers
Kelompok material yang terdiri dari senyawa polimer spesifik seperti; biobased polyamida (PA_, polyester (PTT, PBT), poly-urethanes (PUR) dan polyepoxides. Polimer plastik ini dimanfaatkan untuk serat/fiber tekstile (karpet, pebungkus tempat duduk), berbagai macam aplikasi untuk automotif. Bahan-bahan ini memang dibuat kuat dan tidak ‘rapuh’.

Biobased dan Biodegradable
Kelompok ini meliputi campuran dari berbagai macam polymber biologi dengan polimer lain yang bisa terdegradasi. Misalnya saja: pati termodifikasi dengan PLA, PHA dan selulosa termodifikasi. Bahan-bahan ini relatif ‘rapuh’, jadi banyak digunakan untuk material/penggunaan yang masa pakainya singkat. Misalnya saja: plastik kemasan. PLA adalah salah satu bioplastik yang sudah diproduksi dalam skala besar saat ini. PLA juga mulai dikembangkan untuk aplikasi-aplikasi jangka panjang. Beberapa penelitian sudah diarahkan untuk mendaur ulang PLA.

Biodegradabel, plastik berbahan baku dari bahan bakar fosil
Penelitian dan pengembangan dilakukan pada plastik yang terbuat dari bahan baku fossil. Beberapa bahan dibuat dengan memadukan bahan baku fossil dengan biomassa. Beberapa bahan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga stuktur kimianya memungkinkan untuk terdegradasi di alam.

bioplastic bioplastik European Bioplastik

bioplastik

Menanam Living Stone/Lithops


Baca juga: Lithops atau Living Stone | Benih Lithops atau Living Stone | Benih Lithops/Living Stone | Menanam Benih Lithops | Merawat Tanaman Lithops |


Benih living stone alias batu hidup alias lithops sudah sampai. Saatnya untuk menanam benih-benih itu. Ini pertamakalinya kami menanam tanaman ini. Tanaman ini bukan tanaman asli dari Indonesia. Konon katanya tanaman ini berasal dari benua Afrika yang kering. Tanaman ini termasuk tanaman sekulen. Banyak yang mengatakan kalau tanaman ini sulit untuk ditumbuhkan. Baiklah, marilah kita coba menanam benih living stone ini.

Kami sudah mencoba Googling untuk mencari tahu bagaimana caranya menanam benih living stone ini. Cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Meski tidak mudah, kami tertantang untuk bisa menumbuhkan benih living stone ini. Media yang sering disebutkan di internet susah kita peroleh di sini. Jadi media tanam ini kami modifikasi dengan media yang banyak ditemukan di Indonesia ini. Kami masih belum yakin apakah media ini bisa cocok. Semoga saja.

Media yang kami gunakan terdiri dari beberapa bagian, yaitu: pasir, tanah, sedikit kompos dan coco peat. Semua media tanam tersebut kami ayak terlebih dahulu untuk membentuk tekstur yang halus. Komposisinya antara pasir 1:1. Kemudian ditambah sedikit kompos, sedikit saja. Coco peat juga ditambahkan sedikit, tapi agak lebih banyak daripada kompos. Coco peat berfungsi untuk mempertahankan kelembaban, mirip dengan perlite. Semua bahan diayak agar halus dan kemudian dicampur sampai merata.

Kami menggunakan tempat kue dari plastik yang ada bagian bawahnya dan penutup atasnya. Masukkan media tanam ini ke dalam wadahnya. Kemudian taburkan benihnya dengan hati-hati dan merata. Taburkan selapis tipis pasir halus. Semprot dengan air sampai basah. Pertumbuhan benih membutuhkan kondisi yang lembab. Jadi airnya harus cukup, tapi jangan terlalu banyak. Tutup penutupnya. Simpan di tempat yang terang.

Benih lithops membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkecambah. Ada yang mengatakan 2 minggu ada yang mengatakan sampai 12 bulan alias tiga bulan. Kita tunggu saja.

Determination of the carbonyl group content of cellulose samples by oximation

This methods is part of the book:
Klemm, D., et al. “Comprehensive cellulose chemistry: v. 2: functionalization of cellulose: functionalization of cellulose.” (1998).

2 g of an air dry sample of known moisture content is suspeded in 100ml 0f 0.02 N aquaeous zinc acetate solution in a 300 ml Erlenmeyer flask under vigorous stirring. After a residence of 2-6 h at room temperature in the covered flask the liquid is sucked off and the moist sample is immediately and quantitatively returned to the flask and subsequently suspended in 100 ml of the oximation reagen (35 g hydroxilamine hydrochoride, 55 g zink acetate, 160 ml 1 N NaOH and 1.6 ml glacial acetic acid/l aquaeous solution) appliying a gentle shaking. After a residence time of 20 h at 20oC, the liquid is again sucked off through the same sintered-glass disk and twice washed with water. Subsequently the sample is suspended again in the same flask in 100 of 0.02 N zinc acetate solution. After 2 h the liquid is again sucked off and the sample is washed with aqueous zinc acetate solution of the same concentration. The moist oximated sample is then immadiately subjected to a determination of the nitrogen content by Kjeldahl method, employing finally a calorimetric determination of the NH4+ formed with Nesslers reagent. I umol of nitrogen correspond to 1 umol of carbonyl groups in the sample.

Reference:
Laboratory procedure of Fraunhofer Institute of Applied Polymer Research.

Belajar Lagi Tentang Selulosa

Pekerjaanku sekarang dan dalam beberapa tahun ke depan akan lebih fokus pada selulosa dan biomassa lignoselulosa. Banyak hal yang bisa dibuat dari kedua material alam ini. Karena itu, saya mulai belajar lagi khususnya tentang selulosa. Saya coba ingat-ingat lagi dulu ketika kuliah kimia organik dulu. Mulai belajar lagi rantai karbon.

Selulosa adalah salah satu bahan alam yang sangat melimpah di muka bumi ini. Pemanfaatannya sangat beragam dan memiliki struktur yang unik. Monomer selulosa adalah glukosa. Gula C6 yang rasanya manis. Gula yang sama seperti pada gula pasir yang biasa kita gunakan untuk minuman. Gula ini juga ada di buah-buahan yang kita makan. Gula ini juga yang menyusun pati-pati yang ada di beras, tepung, terigu yang kita makan juga.

Ibaratnya batu bata, glukosa itu adalah batu batanya. Batu bata ini lalu disusun-susun menjadi senyawa atau material lain, seperti gula pasir, pati, beras, tepung dan lain-lain. Nah, ternyata urutan penyusunan dan bentuk susunannya inilah yang membedakan karakteristik masing-masing bahan itu. Di sinilah menariknya glukosa dan selulosa.

Saya ingin kembali belajar lagi tentang selulosa. Mulai dari awal lagi.

Mengganti Media Tanaman Hias

Tanaman hias dalam pot akan tumbuh dan lama-kelamaan akarna akan memenuhi pot. Akarnya bisa menembus bagian bawah pot dan masuk ke tanah. Jika dibiarkan terus, tanah akan habis dan tanaman akan mulai kurus. Akhirnya bisa mati tanaman hias yang kita sayangi itu. Jika akar tanaman sudah mulai penuh, saatnya untuk menganti media tanahnya dengan yang baru dan mengganti potnya dengan pot yang sudah besar.

Media tanam yang dipakai tergantung pada jenis tanaman yang akan ditanam. Misalnya saja untuk tanaman kaktus, sebaiknya lebih banyak menggunakan pasir dan tanah saja. Tidak perlu diberi kompos, atau diberi sediki sekali. Kalau untuk tanaman suplir, sebainya menggunakan banyak kompos dan harus lembab Kalau untuk tanaman gantung, sebaiknya menggunakan media tanam yang ringan.

Kali ini Arroyan mencontohkan bagaimana mengganti media tanam tanaman sekulen yang akarnya sudah memenuhi pot. Caranya tidak sulit. Perlu hati-hati agar akarnya tidak rusak dan tanamannya tidak stress.

Selamat mencoba.

Menanam Biji Rambutan

Di depan rumah kami ada pohon rambutan. Buahnya manis banget, meski kulitnya masih hijau. Tahun lalu rambutan kami berbuah lebat. Kami bagi-bagikan ke tetangga-tetangga rumah. Tahun ini rambutannya berbuah sedikit. Kami menggumpulkan biji-biji rambutan tersebut. Sebagian kami semai dan kami tanam.

Arroyan suka menanam biji-biji rambutan ini. Caranya sangatlah mudah. Sebelumnya biji-bijian ini dikeringkan dahulu. Biji kering bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama. Kalau mau ditanam biji-biji ini diletakkan di atas tanah yang gembur dan lembab. Dalam waktu beberapa hari biji-biji yang kita semai akan berkecambah. Jika daunnya sudah muncul dua lapis/dua payung. Tingginya kurang lebih 15 cm. Bibit ini dipindahkan ke pot yang lebih besar.

Arroyan menceritakan bagaimana cara dia memindahkan bibit-bibit ini. Potnya menggunakan gelas bekas minuman atau gelas bekas minuman apa saja. Bisa juga menggunakan tepat bekas PopMie atau mie gelas. Bisa juga menggunakan botol bekas air mineral yang dipotong. Terserah pakai apa saja boleh. Jangan lupa untuk memberi lubang pada dasar gelas-gelas ini. Lubang ini berfungsi untuk jalan air.

Bagian bawah pot diisi dengan pasir atau kerikil. Pasir dan kerikil ini berguna agar air lebih mudah untuk mengalir ke bawah melalui lubang-lubang yang sudah dibuat tadi. Kemudian diisi dengan media tanam sedikit saja. Media tanam yang digunakan adalah campuran dari tanah gembur, kompos, arang sekam, dan coco peat. Perbandinganya kira-kira satu satu.

Kemudian bibit diletakkan di dalam pot sambil diisi dengan tanah dengan hati-hati. Masukkan media tanam dengan hati-hati pula. Jangan sampai merusak akar-akarnya. Lakukan sampai tanahnya penuh menutupi seluruh leher akar. Tanah sedikit dipadatkan.

Jangan lupa untuk disiram. Secukupnya saja. Karena baru saja ditanam, letakkan pot tadi ditempat yang teduh dan cukup lembab. Bibit ini akan terus tumbuh besar. Jika ukurannya sudah kurang lebih 40cm. Bibit ini siap di tanam

Saat ini sedang musim rambutan dan durian. Kumpulkan saja bijinya dan ditanam.

Hasil Panen Jahe Emprit di Polybag

Panen Jahe emprit 2 kg polybag

Hasil panen jahe emprit 2 kg satu polybag satu bibit umur 12 bulan (courtesy of Arif Senang Menanam).

Saya mendapatkan foto ini dari salah satu temen petani jahe di Malang, Jawa Timur. Nama kerennya Komandan Arif Senang Menanam. Sudah cukup lama berkecimpung di perjahean dan sudah sering dikecewakan dg berbagai macam PHP.

Hasil panen ini tidak seheboh yg digembar-gemborkan orang, yaitu sebesar 2 kg dalam satu polybag. Biasanya Komandan Arif hanya dapat < 2 kg. Hasil ini cukup mengejutkan dan sedikit banyak memberikan secercah harapan. Karena jahe ini diambil dari polybag yg 'terlupakan' dan 'terabaikan'. Dalam 1 polybag hanya diisi 1 bibit. Setelah 12 bulan dicabut ternyata bisa mencapai 2 kg.

Biasanya dalam satu polybag diisi dengan 3 mata tunas. Panen muda umur 9 bulan, panen tua umur sekitar 10 bulan. Hasil yang sering diperoleh petani <1 kg. Hasil ini jauh sekali dengan hasil yang sering digembar-gemborkan para pedagang bibit dan pupuk yang konon katanya bisa sampai 14 kg.

Panen Jahe emprit 2 kg polybag

Hasil panen jahe emprit 2 kg satu polybag satu bibit umur 12 bulan (courtesy of Arif Senang Menanam).

Koleksi Bonsai Mini

Bonsai adalah tanaman hias yang unik. Bonsai dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai miniatur tanaman besar-besar yang di hutan. Bonsai ini mengobati kerinduan orang akan suasana berada di hutan belantara. Bagi orang-orang tertentu, tanaman besar yang kokoh tampak menarik dan artistik. Namun, ada sebagian orang juga yang takut dengan tanaman yang besar-besar.

Bonsai ini dibuat seperti tanaman yang besar-besar itu, tetapi bentuk dan ukurannya mini. Karena ukurannya mini, bonsai tidak makan tempat dan bisa diletakkan di dalam ruangan. Kami memiliki tiga koleksi tanaman bonsai yang masin di-training, bonsai mini yang belum jadi. Kami pilih yang berukuran kecil, karena rumah kami kecil. Tidak banyak ruangan yang kami miliki. Bonsai mini ini bisa diletakkan di teras kami yang tidak begitu luas. Bonsai ini juga bisa diletakka di meja tamu atau di rak buku.

Merawat bonsai susah-susah gampang, apalagi kami tidak punya pengalaman membuat bonsai. Pernah bonsai kami daunnya menjadi besar-besar. Setelah kami tanyakan ternyata bonsainya kebanyakan pupuk. Bonsai dibuat sedemikian rupa sehingga tumbuhnya sangat lambat dan kerdil, jadi tidak perlu banyak pupuk. Tanahnya pun dibuat minimalis.

Punya tanaman bonsai asik juga. Kalau kami bosan tinggal lihat-lihat tanaman bonsai ini sambil membayangkan sedang berada di alam liar atau hutan belantara. Asik. Coba saja.

Insipirasi Pot Tanaman dari Barang Bekas

Kalau anda suka menanam dan suka berkebun. Anda bisa membuat pot tanaman yang cantik dari barang-barang bekas Anda. Video YouTube di atas bisa menjadi inspirasi membuat pot-pot tanaman yang cantik dengan menggunakan barang-barang bekas.

Silahkan dicoba.